Kamis, 27 September 2012
jenis jenis poligon terbuka dan aplikasinya
Poligon Terbuka
Poligon terbuka merupakan poligon dengan titik awal dan titik akhir tidak berhimpit atau tak pada posisi yang sama. Dalam poligon terbuka terbagi menjadi tiga jenis poligon terbuka yaitu:
1. Poligon tebuka terikat sempurna
2. Poligon terbuka terikat sepihak
3. Poligon terbuka tidak terikat
Ø Poligon Terbuka Terikat Sempurna
Merupakan poligon terbuka dengan titik awal dan titik akhir berupa titik tetap.
A, 1, B, T : titik tetap
2,3,..., n : titik yang akan ditentuka koordinatnya
S1, S2,..., Sn : sudut
αA1, αBT : azimuth awal dan azimuth akhir
Syarat yang harus dipenuhi untuk poligon tebuka terikat sempurna:
1. ΣS + f (s) = (αakhir – αawal) + (n-1) x 180° .................... (II.1)
2. Σd Sin α + f(x) = Xakhir - Xawal .............................................. (II.2)
3. Σd Cos α + f(y) = Yakhir - Yawal .............................................. (II.3)
Keterangan:
ΣS : jumlah sudut
Σd : jumlah jarak
α : azimuth
f(s) : kesalahan sudut
f(x) : kesalahan koordinat X
f(y) : kesalahan koordinat Y
Ø Poligon Terbuka terikat Sepihak
Merupakan poligon terbuka yang titik awal atau titik akhirnya berada pada titik yang tetap.
Gambar II.2. Poligon Terbuka Terikat Sepihak
|
Keterangan:
A : titik tetap
1, 2, ..., n : titik yang akan ditentukan koordinatnya
S1, S2, ..., Sn-1 : sudut
αA1 : azimuth awal
Ø Poligon Terbuka tidak Terikat
Merupakan Poligon tanpa titik tetap/ Pada poligon ini tidak dapat dilakukan koreksi dan ada pengikatan titik
Gambar II.3. Poligon Tidak Terikat
|
Keteranga:
1, 2, ..., n : titik yang akan ditentukan koordinatnya
S1, S2, ..., Sn-1 : sudut
αA1 : azimuth awal
Ø Poligon Terbuka Terikat Dua Azimuth
Pada prinsipnya poligon terbuka dua azimuth sama dengan poligon terbuka terikat sepihak hanya saja titik awal dan titik akhir diadakan pengamatan azimuth sehingga koreksi sudutnya sebagai berikut.
ΣS = [(αakhir – αawal) + n] x 180°
Keterangan:
ΣS : jumlah sudut
αakhir : azimut akhir
αawal : azimuth awal
Gambar II.4. Poligon Terbuka Terikat Dua Azimuth
|
Keterangan:
A (XA, YA) : koordinat awal
1, 2, ..., n : titik-titik poligon
S1, S2, ... : sudut
αA1 : azimuth awal
Ø Poligon Terbuka terikat Dua Koordinat
Poligon terbuka terikat dua koordinat merupakan poligon yang titik awal dan titik akhirnya berada pada titik tetap. Pada poligon ini hanya terdapat koreksi jarak sebagai berikut.
Σd Sinα = Xakhir – Xawal
Σd Cos = Yakhir - Yawal
Keterangan:
Σd Sinα dan Σd Cos : jumlah ∆x dan ∆y
Gambar II.5. Poligon Terbuka Terikat Dua Koordinat
|
Keterangan:
A (XA, YA) : koordinat awal
B (XB, YB) : koordinat akhir
DA1, D12,... : jarak pengukuran
S1, S2, ... : sudut
Kamis, 20 September 2012
JENIS JENIS POLIGON DAN APLIKASINYA
Penghitungan Koordinat Poligon Tertutup
Pada gambar di samping ini adalah jenis poligon tertutup yang mempunyai 5 titik detail dan satu titik referensi, perlu di ingat satu titik referensi tidak bisa menentukan arah utara, jadi pada gambar ini untuk penentuan arah utara harus menambahkan satu titik referensi lagi atau dengan cara menggunakan sebuah kompas guna mengetahui pendekatan arah utara (bersifat kasar)
Koreksi sudut
Pada poligon di gambar sudut yang digunakan adalah sudut dalam, dimana sebuah koreksi sudut untuk poligon tertutup adalah sebagai berikut :
Σβ = (n-2)180˚
Untuk poligon tertutup menggunakan sudut luar koreksi sudutnya adalah sebagai berikut
Σβ = (n+2)180˚
dimana
Σβ : Jumlah sudut Horisontal
n : Jumlah titik poligon (Tititk refrensi juga termasuk titik poligon, terkecuali referensi untuk penentu azimuth)
Koreksi linier adalah sebuah koreksi jarak, didalam poligon tertutup titik dimana alat itu mulai berdiri akan berakhir pada titik yang sama, maka koreksi liniernya adalah Koordinat awal harus sama dengan koordinat akhir
Σdsinα = 0
Σdcosα = 0
Σdcosα = 0
Kamis, 13 September 2012
theodolit T0, TM20 ,T6, TL10
sory gan ,,, ane juga ngak tau cara bace rambu ,,, hahahah INI WAJAH2 NYA PADA MIRIP THEODOLIT JUGA ,,, HAHAH :-0
cara pembacaan rambu , piringan horizontal dan verrtikal theodolit
Pembacaan Rambu ukur
Berbagai jenis dan ukuran rambu yang
diproduksi oleh masing-masing produsen alat ukur. Hal yang perlu
diperhatikan dari rambu adalah :
- Skala rambu dalam cm atau mm atau interval jarak pada garis-garis dalam rambu tersebut setiap berapa cm atau berapa mm.
- Skala dari rambu, terutama pada daerah sambungan rambu harus benar.
- Rambu berdiri tepat di atas target, posisi tegak lurus dengan arah bacaan menghadap ke arah theodolit yang sedang membidik.
- Salah satu contoh pembacaan skala pada rambu ukur Keterangan dari gambar :
• bb = 100 cm
• ba = 108 cm
• bt = 104 cm
• sebagai pengecekan : bt = (ba-bb)/2Pembacaan Skala Vertikal dan Skala Horisontal pada Theodolite
Theodolit dalam hal pembacaan lingkaran horisontal dan vertikal dapat dibagi kedalam 5 macam yaitu :
- Indeks garis
- Nonius
- Mikrometer
- Pembacaan ganda (koinsiden)
- Skala digital dan elektronik (pada theodolit digital dan Total Station)
- Pembacaan lingkaran horisontal memiliki 2 mikroskop pembacaan dan 1 mikroskop untuk lingkaran vertikal.
- Pada pembacaan mikroskopnya dua bacaan piringan terlihat menjadi satu pembacaan dengan arah berbalikan.
- Pada mikroskop baca akan nampak garis-garis skala S dan S’ yang berbalikan yang umumnya tidak berimpit. Dengan menggunakan mikrometer garis-garis skala S dan S’ diimpitkan. Besarnya pergeseran dibaca pada mikrometer. Harga bacaan skala merupakan penjumlahan bacaan pada skala S dengan bacaan pada mikrometer.
- Contoh pembacaan skala secara koinsidensi pada piringan horisontal dapat ditunjukkan sebagai berikut :
- Penjelasan :
- Skala utama yang dibaca adalah angka yang nampak tegak (S)
- Cari angka pada skala S dan S’ yang berdekatan dan berselisih 180°. Angka dimaksud adalah 240° dan 60°(terbalik).
- Angka 240° dengan 60° berjarak 2 kala, dimana 1 skala utama harganya 20’, maka pergeserannya adalah 2 x 20’ = 40’.
- Selebihnya dibaca pada mikrometer, yaitu 56”.
Leave a Reply
Langganan:
Postingan (Atom)