BAB
I
PETROLOGI
BATUAN METAMORF
Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi
mengenai batuan dan kondisi pembentukannya. Ada empat cabang petrologi,
berkaitan dengan tiga tipe batuan: beku, piroklastik, metamorf, dan sedimen.
Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti
"batu".
·
Petrologi
batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan
seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma).
Batuan beku mencakup batuan volkanik dan plutonik.
·
Batuan
piroklastik adalah batuan yang terbentuk
dari letusan gunung api (berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun
seringkali bersifat klastik.
·
Petrologi
batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan sedimen (batuan
seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung partikel-partikel sedimen
terikat dengan matrik atau material lebih halus).
·
Petrologi
batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan metamorf
(batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang bermula dari batuan sedimen
atau beku tetapi telah melalui perubahan kimia, mineralogi atau tekstur
dikarenakan kondisi ekstrim dari tekanan, suhu, atau keduanya).
Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi,
petrografi mikroskopis, dan analisa kimia untuk menggambarkan komposisi dan
tekstur batuan. Ahli petrologi modern juga menyertakan prinsip geokimia dan
geofisika dalam penelitan kecenderungan dan siklus geokimia dan penggunaan data
termodinamika dan eksperimen untuk lebih mengerti asal batuan. Petrologi
eksperimental menggunakan perlengkapan tekanan tinggi, suhu tinggi untuk
menyelidiki geokimia dan hubungan fasa dari material alami dan sintetis pada
tekanan dan suhu yang ditinggikan. Percobaan tersebut khususnya berguna utuk menyelidiki
batuan pada kerak bagian atas dan mantel bagian atas yang jarang bertahan dalam
perjalanan kepermukaan pada kondisi asli.
1. Pengertian
Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari
batuan aslinya, berlangsung dalam keadaan padat, akibat pengaruh peningkatan
suhu (T) dan tekanan (P) yang tinggi. Batuan metamorfosa
disebut juga dengan batuan malihan atau ubahan, demikian pula dengan prosesnya,
proses malihan. Proses metamorfisme atau malihan merupakan perubahan himpunan
mineral dan tekstur batuan, namun dibedakan denag proses diagenesa dan proses
pelapukan yang juga merupakan proses dimana terjadi perubahan. Proses
metamorfosa berlangsung akibat perubahan suhu dan tekanan yang tinggi, diatas
200°C
dan 300 Mpa (mega pascal), dan dalam keadaan padat. Sedangkan proses diagenesa
berlangsung pada suhu dibawah 200°C dan proses pelapukan
pada suhu dan tekanan normal, jauh dibawahnya, dalam lingkungan atmosfir.
Preses metamorfosa dapat didefinisikan sebagai:
”Perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan dalam
keadaan (fasa) padat (solid slate) pada suhu diatas 200°C dan tekanan 300 Mpa”.
Batuan metamorf memerlukan perhatian tersendiri, karena
perubahannya berlangsung dalam keadaan padat. Saat lempeng-lempeng tektonik
bergerak dan fragmen kerak bertabrakan, batuan terkoyak, tetarik (extended),
terlipat, terpanaskan dan berubah dengan cara yang kompleks. Tetapi meskipun
batuan sudah mengalami perubahan dua kali atau lebih, biasanya bekas atau
bentuk batuan semula masih tersimpan, karena perubahannya terjadi dalam keadaan
padat. Padat tidak seperti cair atau gas cenderung untuk menyimpan
peristiwa-peristiwa (events) pengubahannya. Diantara kelompok batuan, batuan
metamorf merupakan yang paling kompleks, tetapi juga paling menarik karena didalamnya
tersimpan semua cerita yang telah terjadi pada kerak bumi.
2. Proses
metamorfisme
v
Proses
metamorfisme, meliputi:
- Proses perubahan fisik yang menyangkut struktur dan
tekstur oleh tenaga kristaloblastik (tenaga dari sedimen-sedimen kimia
untuk menyusun susunan sendiri).
- Proses-proses perubahan susunan mineralogi,
sedangkan susunan kimianya tetap (isokimia) tidak ada perubahan komposisi
kimiawi, tapi hanya perubahan ikatan kimia.
v
Tahap-tahap
proses metamorfisme:
- Rekristalisasi
Proses ini dibentukoleh tenaga kristaloblastik, di sini
terjadi penyusunan kembali kristal-kristal dimana elemen-elemen kimia yang
sudah ada sebelumnya.
- Reorientasi
Proses ini dibentuk
oleh tenaga kristaloblastik, di sini pengorientasian kembali dari susunan
kristak-kristal, dan ini akan berpengaruh pada tekstur dan struktur yang ada.
- Pembentukan mineral-mineral baru
Proses ini terjadi
dengan penyusunan kembali elemen-elemen kimiawi yang sebelumnya sudah ada.
a.
Dalam
metamorfosa yang berubah adalah : tekstur dan asosiasi mineral, yang tetap
adalah komposisi kimia dan fase padat (tanpa melalui fase cair).
b.
Teksturnya
selalu mereflesikan sejarah pembentukannya.
c.
Ditinjau
dari perubahan P & T, dikenal :
1)
Progresive
metamorfosa : perubahan dari P & T rendah ke P & T tinggi.
2)
Retrogresive
metamorfosa : perubahan dari P & T tinggi ke P & T rendah.
Kondisi yang
mengontrol metamorfosa/mempengaruhi rekristalisasi dan tekstur.
1)
Tekanan
: - Tekanan Hidrostatik
- Tekanan searah (stress)
Di
sini dikenal 2 kelompok mineral yaitu :
a.
Stress
mineral : yaitu mineral-mineral yang tahan terhadap tekanan.
Contoh :
staurolit, kinit
b.
Anti
stress mineral : yaitu mineral-mineral yang jarang dijumpai pada batuan yang
mengalami stress.
Contoh :
olivin, andalusit
2) Temperatur :
pada umumnya perubahan temperatur jauh lebih efektif daripada perubahan tekanan
dalam hal pengaruhnya bagi perubahan mineralogi.
Katalisator : berfungsi mempercepat reaksi, terutama pada metamorfose bertemperatur
rendah.
Ada
2 hal yang dapat mempercepat reaksi yaitu :
(a)
Adanya
larutan-larutan kimia yang berjalan antar ruang butiran.
(b)
Deformasi
batuan, dimana batuan pecah-pecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga
memudahkan kontak antar larutan nimia dengan fragüen-fragmen.
3)
Fluid
4)
Komposisi
Proses metamorfisme membentuk batuan yang sama sekali
berbeda dengan batuan asalnya, baik tekstur maupun komposisi mineral. Mengingat
bahwa kenaikan tekanan atau temperatur akan mengubah mineral bila batas
kestabilannya terlampaui, dan juga hubungan antar butiran / kristalnya. Proses
metamorfisme tidak mengubah komposisi kimia batuan. Oleh karena itu disamping
faktor tekanan dan temperatur, pembentukan batuan metamorf ini jika tergantung
pada jenis batuan asalnya.
3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses metamorfisme
Komposisi batuan asal sangat mempengaruhi pembentukan
himpunan mineral baru, demikian pula dengan suhu dan tekanan. Suhu dan tekanan
tidaklah berperan langsung, akan tetapi juga ada atau tidaknya cairan serta
lamanya mengalami panas dan tekanan yang tinggi, dan bagaimana tekanannya,
searah, terpuntir dan sebagainya.
- Pengaruh cairan terhadap reaksi kimia
Pori-pori yang terdapat pada batuan sedimen atua batuan
beku terisi ole cairan (fluida), yang merupakan larutan dari gas-gas, garam dan
mineral yang terdapat pada batuan yang bersangkutan. Pada suhu yang tinggi
intergranular ini lebih bersifat uap dan pada cair, dan mempunyai peran yang
penting dalam metamorfisme. Di bawah suhu dan tekanan yang tinggi akan terjadi
pertukaran unsur dari larutan ke mineral-mineral dan sebaliknya. Fungsi cairan
ini sebagai media transport dari larutan ke mineral dan sebaliknya, sehingga
mempercepat proses metamorfisme. Jika tidak ada larutan atau jumlahnya sedikit
sekali, maka metamorfismenya akan berlangsung lambat, karena perpindahannya
akan melalui diffusi antar mineral yang padat.
- Suhu dan tekanan
Batuan apabila dipanaskan pada suhu tertentu akan
membentukmineral-mineral baru, yang hasil akhirnya adalah batuan metamorf.
Sumber panasnya berasal dari panas dalam bumi. Batuan dapat terpanaskan oleh
timbunan (burial) atau terobosan dapat juga menimbulkan perubahan tekanan,
sehingga sukar dikatakan metamorfisme hanya disebabkan ole keniakan suhu saja.
Tekanan dalam proses metamorfisme bersifat sebagai stress yang mempunyai
besaran serta arah. Tekstur batuan metamorf memperlihatkan bahwa batuan ini
terbentuk di bawah differensial stress, atau tekanannyatidak sama besar dari
segala arah.
Berbeda dengan batuan beku yang terbentuk melalui lelehan
dan di bawah pengaruh uniform stress, atau mempunyai bersaran yang sama dari
semua arah.
- Waktu
Untuk mengetahui
berapa lama berlangsungnya proses metamorfisme tidaklah mudah dan sampai saat
ini masih belum diketahui bagaimana caranya.
Dalam percobaan di
laboratorium memperlihatkan bahwa di bawah tekanan suhu tinggi serta waktu
reasi yang lama akan menghasilkan kristal dengan ukuran yang besar. Dan dalam
kondisi yang sebaliknya dihasilkan kristal yang kecil. Dengan demikian untuk
sementara ini disimpulkan bahwa batuan berbutir kasar merupakan hasil
metamorfisme dalam waktu yang panjang serta suhu dan tekanan yang tinggi.
Sebaliknya yang berbutir halus, waktunya pendek serta suhu dan tekanan yang
rendah.
Batuan metamorf terbentuk akibat perubahan tekanan dan atau
temperatur, dalam keadaan padat serta tanpa merubah komposisi kimia batuan
asalnya.
Proses
metamorfosa/malihan dipengaruhi oleh komposisi batuan asal dan kondisi
metamorfosis.
4. Tipe-tipe
metamorfosis
a) Berdasarkan penyebab/proses utama
·
Dynamic Metamorphism(metamorfisme dynamo), terjadi
akibat pengaruh tekanan kuat dalam waktu yang lama. Contohnya batu sabak.
·
Metamorfosa kontak (Thermal
Metamorphism), terjadi akibat
pengaruh suhu yang tinggi karena adanya aktifitas magma. Contohnya marmer.
·
Metamorfosa dinamo-termal (Dynamo-thermal
Metamorphism), terjadi akibat
tambahan tekanan dan kenaikan temperatur. Contohnya skis.
b) Berdasarkan setting
·
Contact Metamorphism
§
Pyrometamorphism
·
Regional Metamorphism
§
Orogenic Metamorphism
§
Burial Metamorphism
§
Ocean Floor Metamorphism
·
Hydrothermal Metamorphism
·
Fault-Zone Metamorphism
·
Impact or Shock Metamorphism
5.
Fasies dan Seri fasies metamorfosis
Ø
Fasies
metamorfosis
Sekumpulan batuan
yang masing‐masing
mempunyai paragenesa mineral tertentu; mempunyai keseimbangan P dan T yang
sama. Mineral indikatornya berupa himpunan mineral yang mencirikan kondisi P
& T tertentu.
Ø Seri fasies metamorfosis
Sekumpulan fasies
metamorfosis yang mencirikan suatu daerah secara individu;dalam satu diagram P‐T ditunjukkan oleh satu kurva atau sekumpulan kurva yang
memperlihatkan batasan dari tipe fasies dan metamorfosis yang berbeda ‐‐‐‐> akibat adanya gradien geotermalberbeda di daerah
terjadinya metamorfosis.
6. Faktor-Faktor
Yang Harus Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Metamorf
a) Warna
Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral
penyusunnya.mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi
magma asalnya sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya.
b) Tekstur
Batuan
Pengertian
tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di
dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir,
granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia
dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan
keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah
kristalisasi. Secara umum,
tekstur metamorf terbagi atas tekstur dan tekstur larutan sisa. Tekstur
metamorf yaitu :
§
Lepidoblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang tabular.
§
Nematoblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang prismatic.
§
Porfiroblastik, apabila mempunyai tekstur porfiroblastik
§
Granoblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang equedimensional (granular)
dengan batas – batas yang sutured. Mineral – mineralnya mempunyai bentuk
anhedral.
§
Granuloblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang equedimensional (granular)
dengan batas – batas yang unsutured. Mineral – mineralnya mempunyai bentuk
anhedral.
§
Relic,
apabila tteksturnya berasal dari batuan terdahulu.
§
Hornfelsik,
seperti granoblastik memperlihatkan tekstur mosaic tetapi tidak menunjukkan
orientasi.
§
Homeoblastik, apabila batuan terdiri dari atas satu tekstur saja.
§
Heteroblastik, apabila batuan terdiri atas lebih dari satu tekstur.
§
Granoblastik polygonal
c)
Struktur Batuan
Secara umum struktur batuan metamorf terdiri atas :
1. Foliasi
Struktur paralel yang ditimbulkan oleh mineral – mineral pipih sebagai
akibat dari proses metamorphosis. Dapat diperlihatkan boleh mineral – mineral
prismatic yang menunjukkan orientasi – orientasi tertentu. Dihasilkan oleh
proses metamorfisme regional, kataklastik.
2. Non-Foliasi
Struktur yang dibentuk oleh mineral yang equidimensional yang terdiri dari
butiran butiran granular. Dihasilkan oleh proses metamorfisme kontak.
Struktur – struktur yang biasa dikenal pada batuan
metamorf adalah :
a)
Slaty cleavage : merupakan struktur foliasi
planar yang dijumpai sebagai bibang – bidang belah pada batu sabak.
b)
Granulose / hornfelsik : struktur yang tidak menunjukkan cleavage, merupakan
bmozaik yang terdiri dari mineral yang equidimensional, hasil dari
metamorphosis thermal
c)
Filitik : terlihat rekristalisasi yang
lebih kasar dari slaty cleavage, sudah mulai terjadi pemisahan mineral granular
(segregasi) tetapi belum sempurna, lebih kilap daripada batu sabak.
d)
Schistose : struktur akibat perulangan
mineral pipih dengan mineral equigranular, mineralnya pipih orientasi tidak
terputus – putus.
e)
Gneistose : struktur akibat perulangan
mineral pipih dengan mineral equigranular, orientasi mineral pipih terputus –
putus oleh mineral granular.
f)
Milonitik : berbutir halus, menunjukkan
gerusan – gerusan akibat granulation yang kuat.
g)
Filonitik : gejala dan kenampakan mirip
milonitik, tetapi sudah terjadi rekristalisasi dan menunjukkan kilap silky.
HASIL
PRAKTIKUM
PETROLOGI
BATUAN METAMORF
1.
No. Peraga :
31 Z
Jenis Batuan :
Batuan Metamorf
Deskripsi
Batuan
Warna : Hitam
Keputihan
Tekstur
: Granoblastik
Struktur :
Gneisstose
Komposisi Mineral :
Kuarsa 30 %, feldspar 20 %, dan mineral – mineral mafic 10%
Deskripsi Komposisi :
Komposisi mineral pada batu gniess terdapat mineral – mineral yang resistance
Nama Batuan :
Gneiss
Petrogenesa :
Batuan merupakan hasil metamorfosa regional derajat tinggi berbutir kasar,
mempunyai sifat “bended” (“gneissic”)
2.
No. Peraga :
25 Z
Jenis Batuan :
Batuan Metamorf
Deskripsi
Batuan
Warna : Hijau
kehitaman
Tekstur
: Granoblastik
Struktur :
Non Foliasi
Komposisi Mineral :
Mineral Serpentin 40%
Deskripsi Komposisi :Mineral
– mineral pada batu serpentinit terdiri dari batuan beku ultrabasa
Nama Batuan : Serpentinit
Petrogenesa :
Batuan metamorf ini terbentuk akibat larutan aktif (dalam tahap akhir proses
hidrotermal) dengan batuan beku ultrabasa.
3.
No. Peraga :
10 Z
Jenis Batuan :
Batuan Metamorf
Deskripsi
Batuan
Warna : Putih
Tekstur
: Granoblastik
Struktur :
Non Foliasi
Komposisi Mineral :
Kuasa 40%
Deskripsi Komposisi :
Batu metamorf ini terdiri dari mineral – mineral kuasa
Nama Batuan :
Kuarsit
Petrogenesa :
Batuan metamorf ini terdiri dari kuarsa yang terbentuk dari batuan asal batu
pasir kuarsa umumnya terjadi pada metamorfisme regional.
4.
No. Peraga :
18 Z
Jenis Batuan :
Batuan Metamorf
Deskripsi
Batuan
Warna : Putih
Tekstur
: Granoblastik
Struktur :
Non Foliasi
Komposisi Mineral :
Kalsit 30%
Deskripsi Komposisi :
Batuan marmer terdiri dari mineral kalsit sebagai mineral pembentuk utamanya.
Nama Batuan :
Marmer
Petrogenesa :
Batu marmer terbentuk dari kristal – kristal kalsit yang merupakan proses
metamorfisme pada batuan gamping. Batuan ini padat, kompak dan massive dapat
terjadi karena metamorfosa kontak atau regional.
5.
No. Peraga :
33 Z
Jenis Batuan :
Batuan Metamorf
Deskripsi
Batuan
Warna : Hitam
Tekstur
: Lepidoblastik
Struktur :
Filitik
Komposisi Mineral :
Mineral pipih (30%)
Deskripsi Komposisi :
Pada batu filit terdapat mineral pipih
yang sangat luas
Nama Batuan :
Filit
Petrogenesa :
Batu Filit terbentuk dari derajat metamorfisme lebih tinggi dari slate, dimana
lembar mika sudah cukup besar untuk dapat dilihat secara megaskopis, memberikan
belahan Phylitic berkilap sutra pecahan – pecahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada
praktikum petrologi acara batuan metamorf
kali ini, pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan secara megaskopis dengan
tujuan untuk menganalisis
kemudian melakukan pemerian nama batuan. Peraga batuan yang diamati ada lima macam, antara lain:
1. Gneiss
Batu Gneiss pada hasil praktikum
memiliki kenampakan warna hitam keputihan, dengan tekstur pada batu gneiss ini
ialah Gronoblastik, struktur batuannya gneisstose, dengan komposisi mineral
yang terkandung dalam batu gneiss ini ialah kurasa (30%), feldspar (20%), dan
mineral – mineral mafic (10%). Komposisi mineral pada batu gneiss terdapat
mineral – mineral yang resitance. Pada batu gneiss memiliki petrogenesa
batuannya merupakan hasil metamorfosa regional derajat tinggi berbutir kasar
mempunyai sifat “bended” (“gneissic”)
Gneiss
adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat
batuan sediment atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam
mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak
asli batuan ( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan (
seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral
mengalami proses migrasi dan rekristalisasi. Meskipun
batuan ini terubah secara alamiah, gneiss dapat mengekalkan bukti terjadinya
proses geokimia di dalam sejarah pembentukannya, khususnya pada mineral mineral
seperti zircon yang bertolak belakang dengan proses metamorfosa itu sendiri.
Batuan batuan keras yang berumur tua seperti pada batuan gneiss yang berasal
dari bagian barat Greenland, Isotop atom karbon dari batuan tersebut
menunjukkan bahwasannya ada kehidupan pada masa batuan tersebut terbentuk ,
yaitu sekitar 4 millyar tahun yang lalu.
Sifat
Fisik
Pada
batuan gneiss, kurang dari 50 persen dari mineral mineral menjadi mempunyai
bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan. Kita
dapat melihat bahwasannya tidak seperti pada batuan schist yang mempunyai
pensejajaran mineral yang sangat kuat, batuan gneiss tidak retak atau hancur
sepanjang bidang dari pensejajaran mineral tersebut, dan terbentuk urat-urat
yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut,
hal ini tidak seperti kebanyakan bentuk bentuk perlapisan yang terdapat pada
batuan schist. Dengan proses metamorfosa lebih lanjut batuan gneiss dapat
berubah menjadi magmatite dan akhirnya terkristalisasi secara total menjadi
batuan granit. Pada batuan ini
terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral-mineral seperti hornblende
yang tidak terdapat pada batuan batuan sediment.
Kandungan
Mineral
Gneiss
terdiri dari gabungan mineral-mineral pipih (mika) dengan mineral bulat
(kuarsa, garnet, silimanit, dan lain-lain). Mineral-mineral utama dari gneiss
adalah quartz, orthose, plagioclase, biotite, muscovite, amphibole, pyroxene.
Sedangkan mineral tambahan seperti apetite, zircon, sphene, grenat, cordierite,
sillimanite, epidote, pyrite, graphite. Gneiss (pengucapan / naɪs /) adalah umum dan didistribusikan secara luas jenis batu
yang dibentuk oleh bermutu tinggi proses malihan regional dari formasi yang
sudah ada sebelumnya yang semula baik batuan beku atau batuan sedimen. Batu
Gneissic biasanya kasar foliated menengah dan sebagian besar recrystallized
tetapi tidak membawa sejumlah besar micas, klorit atau mineral platy. Gneisses
yang bermetamorfosis batuan atau setara mereka yang disebut granit gneisses,
diorite gneisses, dll Namun, tergantung pada komposisi mereka, mereka juga
mungkin disebut garnet gneiss, biotite gneiss, albite gneiss, dll Orthogneiss
menunjuk sebuah gneiss berasal dari batuan beku batu, dan paragneiss adalah
salah satu dari batuan sedimen. Gneissose digunakan untuk menggambarkan
batu-batu dengan sifat-sifat yang mirip dengan gneiss.
Gneiss schist mirip, kecuali bahwa mineral tersebut diatur ke dalam band. Kadang-kadang sulit untuk membedakan antara gneiss dan schist karena beberapa gneiss tampaknya memiliki lebih mika daripada yang benar-benar. Hal ini terutama berlaku dengan perpisahan kaya mika pesawat. Etimologi dari kata "gneiss" masih diperdebatkan. Beberapa sumber mengatakan itu berasal dari kata kerja Jerman, Abad Pertengahan gneist (memicu; disebut demikian karena batu gemerlap) dan telah terjadi dalam bahasa Inggris setidaknya sejak 1757. Sumber-sumber lain mengklaim root menjadi istilah pertambangan Saxon tua yang tampaknya untuk memiliki berarti busuk, busuk, atau mungkin materi tak berharga
Gneiss schist mirip, kecuali bahwa mineral tersebut diatur ke dalam band. Kadang-kadang sulit untuk membedakan antara gneiss dan schist karena beberapa gneiss tampaknya memiliki lebih mika daripada yang benar-benar. Hal ini terutama berlaku dengan perpisahan kaya mika pesawat. Etimologi dari kata "gneiss" masih diperdebatkan. Beberapa sumber mengatakan itu berasal dari kata kerja Jerman, Abad Pertengahan gneist (memicu; disebut demikian karena batu gemerlap) dan telah terjadi dalam bahasa Inggris setidaknya sejak 1757. Sumber-sumber lain mengklaim root menjadi istilah pertambangan Saxon tua yang tampaknya untuk memiliki berarti busuk, busuk, atau mungkin materi tak berharga
Deskripsi dari komposisi mineralnya antara lain :
- Mineral kuarsa
Mineral
kuarsa dengan warna yang dimiliki yaitu putih
mengkilap, kilapnya
vitreous, dan kekerasannya
7, pecahannya conchoidal, belahannya tidak dapat terlihat dengan
jelas,system Kristal yang dimiliki oleh mineral kuarsa yaitu trigonal atau hexagonal, termasuk kedalam kelompok mineral
Silicates ; Tectosilicates ; Silica group. Quartz adalah paling banyak kedua mineral
di Bumi
kerak benua, setelah feldspar.
Ini terdiri dari kerangka kontinu SiO 4 silikon
- oksigen
tetrahedra, dengan setiap oksigen
yang dibagi antara dua tetrahedra, memberikan formula keseluruhan SiO 2.Pada
suhu dan tekanan permukaan, kuarsa adalah bentuk paling stabil silikon
dioksida. Kuarsa akan tetap stabil sampai dengan 573 ° C pada 1 kilobar
tekanan.Ketika tekanan meningkat temperatur di mana kuarsa akan kehilangan
stabilitas juga meningkat.
- Mineral Feldspar
Mineral
Feldspar dengan kenampakan warnanya
putih, kilapnya vitreous, kekerasan 6, pecahan dari feldspar tidak sempurna, belahannya yaitu 2/3, system Kristal yang dimiliki oleh
mineral feldspar yaitu monoclinic, jumlah
prosentasenya pada andesit pada saat praktikum diperkirakan sebesar 15%.Feldspars (K
Al Si
3 O
8 - Na
Al Si
3 O
8 - Ca
Al 2 Si
2 O
8) adalah kelompok yang membentuk batu-tectosilicate mineral
yang membentuk sebanyak 60% dari bumi
's kerak. Feldspars
mengkristal
dari magma
dalam kedua intrusif dan extrusive berapi
batu, sebagai vena, dan juga hadir dalam berbagai jenis batuan metamorf.Rock
terbentuk seluruhnya plagioclase feldspar (lihat di
bawah) dikenal sebagai anorthosite.Feldspars juga
ditemukan di berbagai jenis batuan sedimen.
c. Mineral
Mafic
Mafic digunakan untuk
mineral silikat, magma, dan batuan yang relatif tinggi di unsur yang lebih
berat. Istilah ini berasal dari menggunakan MA dari magnesium dan FIC dari kata
Latin untuk besi, tetapi juga mafic magma relatif kaya akan kalsium dan
natrium. Mafic mineral biasanya berwarna gelap dan memiliki gravitasi spesifik
relatif tinggi (lebih besar dari 3.0). Common batu-mafic membentuk mineral
termasuk olivin, pyroxene, amphibole, biotite mika, dan plagioclase feldspars.
Mafic magma biasanya diproduksi di pusat-pusat penyebaran, dan merupakan bahan
yang baru dibedakan dari mantel atas. Mafic
umum meliputi batu basal dan gabbro. (Harap
dicatat bahwa beberapa ahli geologi dengan motif dipertanyakan mengalihkan
urutan besi dan magnesium dan muncul dengan istilah "femag." Istilah
ini tidak boleh disamakan dengan Femag, cerdas yang membosankan-antek dari
setan Dr saprolit.) Felsic, di sisi lain, digunakan untuk mineral silikat,
magma, dan batuan yang memiliki persentase lebih rendah dari unsur-unsur yang
lebih berat, dan Sejalan diperkaya dalam unsur-unsur yang lebih ringan, seperti
silika dan oksigen, aluminium, dan kalium. Istilah ini berasal dari fel untuk
feldspar (dalam hal ini kaya potasium varietas) dan SIC, yang menunjukkan
persentase yang lebih tinggi silika. Felsic mineral biasanya ringan dalam warna
dan memiliki gravitasi khusus kurang dari 3.0. Felsic common mineral
termasuk kuarsa, Muscovite mika, dan orthoclase feldspars. Yang paling umum adalah felsic batu granit, yang
mewakili disucikan produk akhir bumi proses diferensiasi internal. Penting untuk dicatat bahwa ada banyak antara langkah-langkah
dalam proses pemurnian, dan banyak antara magma yang dihasilkan selama konversi
dari mafic ke felsic. Kita sebut magma menengah ini terkait dengan tahap-tahap
"peralihan." Mafic adalah kata sifat yang menggambarkan sebuah silikat
mineral atau batuan yang kaya akan magnesium dan besi; istilah diturunkan oleh
kontraktor "magnesium" dan "besi". Kebanyakan mafic mineral
berwarna gelap dan kepadatan relatif lebih besar dari 3. Common batu-mafic
membentuk mineral termasuk olivin, pyroxene, amphibole, dan biotite. Mafic umum
meliputi batu basal dan gabbro. Dalam
hal kimia, batu-batuan mafic di sisi lain dari batu felsic spektrum dari batu.
Istilah kira-kira sesuai dengan kelas yang lebih tua batu dasar.
2.
Serpentinit
Batu Serpentinit pada hasil
praktikum memiliki kenampakan warna hijau kehitaman, dengan tekstur pada batu Serpentinit
ini ialah Gronoblastik, struktur batuannya Non-Foliasi, dengan komposisi
mineral yang terkandung dalam batu Serpentinit ini ialah mineral serpentin(40%).
Komposisi mineral pada batu Serpentinit terdapat
mineral – mineral pada batu Serpentinit terdiri dari batuan beku ultra basa.
Pada batu Serpentinit memiliki petrogenesa batuannya merupakan batuan metamorf
ini terbentuk akibat larutan aktif ( dalam tahap akhir proses hidrotermal)
dengan batuan beku ultra basa.
Serpentinite
adalah sebuah batu yang terdiri dari satu atau lebih kelompok serpentine
mineral. Mineral dalam kelompok ini dibentuk oleh serpentinization, sebuah
hidrasi dan metamorf transformasi ultramafic batu dari mantel bumi. Pengubahan
ini sangat penting di dasar laut pada batas lempeng tektonik. Ini adalah batu negara
bagian California, Amerika Serikat meskipun Legislatif California ditetapkan
bahwa berbelit-belit adalah "Negara resmi Rock dan lithologic lambang. Geologis Serpentinization adalah suhu rendah proses malihan
melibatkan panas dan air yang rendah silika mafic dan batu-batuan ultramafic
teroksidasi dan terhidrolisis dengan air ke serpentinite. Peridotite, termasuk
dunite, di dan di dekat dasar laut dan di sabuk gunung diubah menjadi
berbelit-belit, brucite, magnetit, dan mineral lainnya - yang langka, seperti
awaruite (Ni3Fe), dan bahkan besi asli. Dalam proses sejumlah besar air diserap
ke dalam batu meningkatkan volume dan menghancurkan struktur. Perubahan
densitas 3,3-2,7 g/cm3 dengan kenaikan volume secara bersamaan sekitar 40%. Reaksi eksotermik dan jumlah besar energi panas yang
dihasilkan dalam proses. Rock temperatur dapat dibesarkan oleh sekitar
260 oC, menyediakan sumber energi untuk pembentukan non-vulkanik hidrotermal
vents. The magnetit-membentuk reaksi kimia menghasilkan gas hidrogen. Karbonat
dan sulfat berkurang dan bentuk metana dan hidrogen sulfida. Hidrogen, metan, dan hidrogen sulfida menyediakan
sumber energi bagi mikroorganisme chemotroph laut dalam.
Deskripsi dari komposisi mineralnya antara lain :
a. Mineral Serpentine
Mineral Serpentine adalah pembentukan batu besar mineral dan
ditemukan sebagai konstituen dalam banyak metamorf dan batuan cuaca. Sering
warna banyak dari batu-batu tersebut ke warna hijau dan sebagian
besar batu-batu yang memiliki warna hijau mungkin memiliki berbelit-belit di
beberapa jumlah. Serpentine sebenarnya adalah nama umum diterapkan pada
beberapa anggota kelompok polimorfik. Mineral ini mempunyai kimia dasarnya sama
tetapi berbeda struktur. Struktur
Serpentine terdiri dari lapisan silikat tetrahedrons terhubung menjadi
lembaran. Antara lapisan silikat
lapisan Mg (OH) 2. Ini Mg (OH) 2 lapisan yang ditemukan dalam mineral brucite
dan disebut brucite lapisan. Bagaimana
lapisan brucite stack dengan lapisan silikat merupakan alasan utama bagi banyak
polimorf. Penumpukan tidak sempurna dan memiliki
efek menekuk lapisan. Pada sebagian besar serpentines, silikat lapisan
dan lapisan brucite lebih dicampur dan diproduksi berbelit lembar. Pada varietas asbes yang brucite silikat lapisan
lapisan dan membungkuk ke tabung yang memproduksi serat. Serpentine
dapat menarik batu hijau yang mengambil cat yang bagus dan cocok untuk diukir.
Telah digunakan sebagai pengganti batu giok dan kadang-kadang sulit dibedakan
dari batu giok, sebuah bukti dari keindahan halus bahan berbelit-belit. Non-fiberous
berbelit-belit bukan merupakan kepedulian kanker. Serpentines
asbes harus disimpan dalam wadah tertutup jelas, tetapi membuat spesimen yang
menarik. Kadang-kadang dengan warna emas sebagai
nama chrysotil di yunani berarti serat emas.
KARAKTERISTIK FISIK:
* Warna adalah zaitun hijau, kuning atau keemasan, cokelat, atau hitam.
* Luster adalah berminyak, licin atau halus.
* Transparansi kristal bening dan massa yang buram.
* Crystal System adalah variabel, lihat di atas.
* Crystal Kebiasaan: pernah di individu besar kristal, biasanya kompak massa atau fibrosa. Pembuluh darah berkelok-kelok viberous dapat ditemukan dalam berbelit besar atau batu-batu lain.
* Pembelahan crysotile varietas telah ada, dalam lizardite dan antigorite itu baik dalam satu arah.
* Fracture adalah konkoidal di antigorite dan lizardite dan splintery di crysotiles.
* Kekerasan adalah 3-4,5
* Specific Gravity adalah 2,2-2,6
* Streak putih
* Associated Mineral termasuk kromit, olivin, garnet, kalsit, biotite dan bedak.
* Lain Karakteristik: berkeluk-keluk di kasar memiliki perasaan halus bila disentuh dan serat yang sangat fleksibel.
KARAKTERISTIK FISIK:
* Warna adalah zaitun hijau, kuning atau keemasan, cokelat, atau hitam.
* Luster adalah berminyak, licin atau halus.
* Transparansi kristal bening dan massa yang buram.
* Crystal System adalah variabel, lihat di atas.
* Crystal Kebiasaan: pernah di individu besar kristal, biasanya kompak massa atau fibrosa. Pembuluh darah berkelok-kelok viberous dapat ditemukan dalam berbelit besar atau batu-batu lain.
* Pembelahan crysotile varietas telah ada, dalam lizardite dan antigorite itu baik dalam satu arah.
* Fracture adalah konkoidal di antigorite dan lizardite dan splintery di crysotiles.
* Kekerasan adalah 3-4,5
* Specific Gravity adalah 2,2-2,6
* Streak putih
* Associated Mineral termasuk kromit, olivin, garnet, kalsit, biotite dan bedak.
* Lain Karakteristik: berkeluk-keluk di kasar memiliki perasaan halus bila disentuh dan serat yang sangat fleksibel.
3.
Kuarsit
Batu Kuarsit pada hasil praktikum
memiliki kenampakan warna putih, dengan tekstur pada batu Kuarsit ini ialah
Gronoblastik, struktur batuannya Non-Foliasi, dengan komposisi mineral yang
terkandung dalam batu Kuarsit ini ialah mineral kuarsa. Komposisi mineral pada batu Kuarsit terdapat
mineral – mineral kuarsa (40%) sebagai pembentuk utama batuannya. Pada batu Kuarsit
memiliki petrogenesa batuannya merupakan batuan metamorf ini terdiri dari
kuarsa yang terbentuk dari batuan asal batu psir kuarsa umumnya terjadi pada
metamorfisme regional. Komposisi dari kuarsit adalah kuarsa
yang mengalami metamorphose regional, batuan ini mengalami kristalisasi pda
suhu 8000 C dan pada tkanan 5,5 kilobar.Kuarsit terbentuk dari batuan sedimrn
yang banyak mengandung mineral kuarsa seperti graywack, jasper, flint dan
lain-lain. Dalam keadaan
belum diolah kuarsit dimanfaatkan sebagai agregat bahan bangunan, sedangkan
setelah di olah dengan persyaratan tertentu dapat dimanfaatkan seperti mineral
kuarsa antara lain untuk pembuatan bata refraktori, bahan abrasiv, industri
gelas, kramik dan lain-lain. Kuarsit (dari Jerman Quarzit) adalah batuan metamorf yang
keras yang semula batu pasir. Sandstone diubah menjadi kuarsit melalui
pemanasan dan tekanan biasanya berkaitan dengan kompresi tektonik dalam
orogenic ikat pinggang. Kuarsit murni biasanya putih menjadi abu-abu, meskipun
quartzites sering terjadi dalam berbagai nuansa pink dan merah karena jumlah
yang bervariasi oksida besi (Fe2O3). Warna lain, seperti kuning dan oranye,
yang disebabkan oleh kotoran mineral lainnya. Ketika batu pasir adalah bermetamorfosis ke kuarsit, kuarsa
individu butir recrystallize bersama dengan mantan bahan penyemenan untuk
membentuk mosaik yang saling kristal kuarsa. Sebagian besar atau semua asli
tekstur dan struktur sedimen dari batu pasir yang akan terhapus oleh metamorphism.
Minor jumlah mantan bahan penyemenan, oksida besi, karbonat dan tanah liat,
sering bermigrasi selama rekristalisasi dan metamorfosis. Ini menyebabkan
coretan dan lensa untuk membentuk dalam kuarsit. Kuarsit
sangat resisten terhadap pelapukan kimia dan sering bentuk dan tahan puncak
bukit pegunungan. Hampir murni kadar silika
menyediakan batu kecil untuk membentuk tanah dari dan oleh karena itu kuarsit
punggung sering telanjang atau hanya ditutupi dengan tanah yang sangat tipis
dan sedikit vegetasi. Kuarsit
adalah batu dekoratif dan dapat digunakan untuk menutupi dinding, seperti atap
genteng, sebagai lantai, dan anak tangga. Hancur
kuarsit kadang-kadang digunakan dalam pembangunan jalan dan rel kereta api
pemberat. Kuarsit kemurnian tinggi digunakan untuk memproduksi ferrosilicon,
industri pasir silika, silikon karbida logam dan silikon.
Deskripsi dari komposisi mineralnya antara lain :
b. Mineral kuarsa
Mineral
kuarsa dengan warna yang dimiliki yaitu putih
mengkilap, kilapnya
vitreous, dan kekerasannya
7, pecahannya conchoidal, belahannya tidak dapat terlihat dengan
jelas,system Kristal yang dimiliki oleh mineral kuarsa yaitu trigonal atau
hexagonal, termasuk kedalam
kelompok mineral Silicates ; Tectosilicates ; Silica group. Quartz adalah paling banyak kedua mineral
di Bumi
kerak benua, setelah feldspar.
Ini terdiri dari kerangka kontinu SiO 4 silikon
- oksigen
tetrahedra, dengan setiap oksigen
yang dibagi antara dua tetrahedra, memberikan formula keseluruhan SiO 2.Pada
suhu dan tekanan permukaan, kuarsa adalah bentuk paling stabil silikon
dioksida. Kuarsa akan tetap stabil sampai dengan 573 ° C pada 1 kilobar
tekanan.Ketika tekanan meningkat temperatur di mana kuarsa akan kehilangan
stabilitas juga meningkat.
4.
Marmer
Batu Marmer pada hasil praktikum
memiliki kenampakan warna putih, dengan tekstur pada batu Marmer ini ialah Gronoblastik,
struktur batuannya Non-Foliasi, dengan komposisi mineral yang terkandung dalam
batu Marmer ini ialah mineral kalsit (30%). Komposisi mineral pada batu Marmer ini
terdapat mineral – mineral kuarsa. Pada batu Marmer memiliki petrogenesa
batuannya merupakan batuan marmer ini terbentuk dari kristal – kristal kalsit
yang merupakan proses metamorfisme pada batu gamping. Batuan ini padat, kompak
dan massive, dapat terjadi karena metamorfosa kontak / regional.
Marmer
merupakan jenis batuan metamorfosa yang dihasilkan dari metamorfosa kontak atau
regional dari jenis batu gamping. warna
asli marmer adalah putih tapi karena terdapat mineral pengotor yang justru
membuat marmer menjadi menarik. Mineral-mineral pengotor itu antara lain adalah
grafit, pyrite, dan ilmenit. Batuan metamorf ini termasuk tipe metamorf kontak
dengan sifat kimia kalkaris. Beberapa yang dimiliki oleh marmer ini antara lain
wananya putih tulang sampai kekuning – kuningan tanpa adanya bintik – bintik.
Dibawah mikroskop dengan pembesaran 15 kali terdapat campuran warna – warni
mineral asesoris. Komposisi utamanya adalah kalsit (CaCO3) dengan sedikit
kuarsa dan pirit serta gravit sehingga variasi warna marmer sangat ditentikan
oleh adanya mineral asesorisnya. Tempat terbentuknya di daerah Italia, turki,
Amerika Serikat, dan Cekoslovakia. Di Indonesia banyak dijumpai disemua
pegunungan kapur tulungagung, Blitar, trenggalek, Ponorogo, Malang Selatan, dan
Padalarang (jawa barata). Kegunaan marmer adalah sebagai bahan bangunan, serta
sebagai sumber hara kalsium dan magnesium. Marmer adalah batuan metamorf non foliated dihasilkan dari
metamorphism kapur, sebagian besar terdiri dari kalsit (suatu bentuk kristal
kalsium karbonat, CaCO3). Hal
ini secara luas digunakan untuk patung, sebagai bahan bangunan, dan dalam
banyak aplikasi lain.
Marmer adalah batuan
metamorf yang dihasilkan dari regional atau, jarang, hubungi metamorphism dari
batuan sedimen karbonat (baik batu kapur atau dolomit) atau yang lebih tua
metamorphism dari marmer. Proses malihan ini menyebabkan rekristalisasi lengkap
dari batu asli menjadi mosaik yang saling kalsit, aragonite dan / atau dolomit
kristal. Suhu dan tekanan yang diperlukan untuk membentuk marmer biasanya
menghancurkan setiap fosil dan tekstur sedimen hadir di batu asli. Marmer putih adalah hasil yang sangat murni metamorphism
kapur. Karakteristik swirls dan vena dari banyak varietas marmer berwarna
biasanya disebabkan oleh berbagai mineral kotoran seperti tanah liat, lumpur,
pasir, besi oksida, atau certa yang awalnya hadir sebagai biji-bijian atau
lapisan dalam batu kapur. Warna
hijau sering disebabkan oleh berbelit-belit yang dihasilkan dari batu kapur
magnesium awalnya tinggi atau silika dolostone dengan kotoran. Berbagai kotoran telah dimobilisasi dan recrystallized
oleh tekanan dan panas dari metamorphism. Marmer putih itu
berharga untuk penggunaannya di patung sejak zaman klasik. Preferensi ini harus dilakukan dengan kelembutan dan
relatif isotropy dan homogenitas, dan relatif tahan terhadap pecah. Juga,
rendahnya indeks bias kalsit memungkinkan cahaya untuk menembus beberapa
milimeter ke dalam batu sebelum tersebar ke luar, sehingga karakteristik
"lilin" pandangan yang memberikan "kehidupan" kepada
patung-patung marmer tubuh manusia. Tidak berwarna
atau berwarna terang kelereng sumber yang sangat murni kalsium karbonat, yang
digunakan dalam berbagai industri. Tanah halus marmer atau kalsium karbonat
bubuk adalah komponen kertas, dan produk-produk konsumen seperti pasta gigi,
plastik, dan cat. Ground kalsium karbonat dapat dibuat dari batu kapur, kapur,
dan marmer; sekitar tiga-perempat dari kalsium karbonat tanah di seluruh dunia
adalah terbuat dari marmer. Tanah kalsium karbonat digunakan sebagai lapisan
pigmen untuk kertas karena kecerahan yang tinggi dan sebagai pengisi kertas
karena memperkuat lembaran dan menanamkan kecerahan tinggi. Tanah kalsium
karbonat digunakan dalam produk konsumen seperti bahan tambahan makanan, dalam
pasta gigi, dan sebagai pengisi inert dalam bentuk pil. Digunakan dalam plastik
karena menanamkan kekakuan, dampak kekuatan, stabilitas dimensi, dan
konduktivitas termal. Digunakan dalam cat karena pengisi yang baik dan
professional, memiliki kecerahan tinggi, dan tahan cuaca. Namun, pertumbuhan
permintaan kalsium karbonat tanah dalam dekade terakhir ini kebanyakan karena
pigmen dalam lapisan kertas. Kalsium
karbonat juga dapat dikurangi di bawah panas tinggi kalsium oksida (juga
dikenal sebagai "jeruk nipis"), yang memiliki banyak aplikasi
termasuk menjadi komponen utama dari banyak bentuk semen. Marmer yang telah dipoles sangat
baik untuk didnding maupun lantai, selain itu juga dapat dibuat sebagai barang
hiasan seperti patung ataupun meja.
Deskripsi dari komposisi mineralnya antara lain :
a.
Kalsit
Kalsit adalah mineral – mineral
karbonat. Kalsit berkomposisi CaCO3, merupakan bahan utama batu gamping. Dapat
terjadi dari penguapan langsung air laut atau melalui binatang, dipisahkan dari
air laut, untuk membuat cangkang atau rumahnya. Kristalnya tidak berwarna,
transparant, atau putih. Didalam batu gamping sering mengandung pengotoran
menjadikan batu gamping berwarna abu – abu atau coklat. Jika kalsit bereaksi
dengan larutan magnesium karbonat dalam air laut atau air tanah menjadi dolomit
(CaMg – karbonat). Kalsit mempunyai tiga bidang belah yang tidak saling tegak
lurus dan kekerasannya 3 dalam skala mohs.
5.
Filit
Batu Filit pada hasil praktikum
memiliki kenampakan warna hitam, dengan tekstur pada batu Marmer ini ialah Lepidoblastik,
struktur batuannya Filitik, dengan komposisi mineral yang terkandung dalam batu
Filit ini ialah mineral pipih (30%). Komposisi mineral pada batu Filit ini terdapat
mineral – mineral pipih yang sangat luas. Pada batu Filit memiliki petrogenesa
batuannya merupakan batu Filit terbebtuk dari derajat metamorfisme lebih tinggi
dari slate, dimana lembar mika sudah cukup besar untuk dapat dilihat secara
megaskopis, memberikan belahan phylitic, berkilap sutra pecahan – pecahannya.
Nama
batuan metamorf ini adalah Phyllite yang termasuk tipe batuan metamorf secara
regional dengan sifat kimia pelitik. Komposisi mineral yang terkandung di
dalamnya berupa kuarsa, serisit, mika, khlorit, albit, grafit dan kadang –
kadang dijumpai adanya garnet dan khloritoid. Warna batuan metamorf tersebut
pada umumnya terang, kelabu perak dan kadang – kadang kehijau – hijauan. Pada
umumnya banyak di jumpai dipegunungan Alpen, Skotlandia, Inggris, Belgia,
Australia, Jerman, Cekoslavia, Irlandia Utara. Untuk di daerah Indonesia batuan
metamorf ini belu banyak diketahui dan di perkirakan terdapat banyak di daerah
Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan maupun Kalimantan Timur
serta hampir semua pulau irian jaya. Kegunaan dari batuan metamorf ini sebagian
besar untuk perhiasan dan bahan bangunan berupa bahan lantai dan dinding. Phyllite
adalah jenis batuan metamorf foliated terutama terdiri dari kuarsa, sericite
mika, dan klorit; batu mewakili gradasi di tingkat metamorphism antara batu
tulis dan mika schist. Menit kristal grafit, sericite, atau menanamkan klorit
sutra, kadang-kadang kilau keemasan ke permukaan belahan dada (atau
schistosity). Phyllite terbentuk dari
metamorphism terus dari batu tulis.
The protolith (atau
orangtua batu) untuk phyllite adalah sebuah batu tulis. Konstituennya mineral
platy lebih besar daripada yang ada di batu tulis tetapi tidak terlihat dengan
mata telanjang. Phyllites dikatakan memiliki "phyllitic tekstur" dan
biasanya diklasifikasikan sebagai memiliki nilai rendah di daerah fasies
metamorf. Phyllite memiliki fissility baik (kecenderungan untuk membagi
menjadi lembaran) dan akan terbentuk di bawah kondisi metamorf derajat rendah.
Biasanya Phyllites hitam atau abu-abu. Yang foliation umumnya berkerut atau
bergelombang dalam penampilan.
Deskripsi dari komposisi mineralnya antara lain :
a.
Mineral Pipih
Mineral kecil, berwarna hitam
mengkilat. Kelompok ini mudah dikenali dengan bidang belah yang searah dan
mudah dibelah. Dua macam mika yang sering dijumpai dalam batuan adalah biotit
K(Mg, Fe)3(Si3Al)O10(OH)2 dan muscovit Kal2(Si3Al)O10(OH)2. Biotit berwarna
coklattua sampai hitam yang disebabkan oleh adanya unsur besi (Fe) didalamnya,
sedangkan muscovit bening (tdak berwarna) muscoviy berasal dari kata muscovy
yang merupakan istilah lama untuk Rusia. Dahulu Rusia terkenal sebagai
penghasil lembaran – lembaran muscovit yang lebar, dapat dipergunakan sebagai
kaca jendela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar