Halaman

Jumat, 09 Maret 2012

Pembentukan mineral yang berasal dari larutan larutan


            Pembentukan mineral yang berasal dari larutan larutan

Larutan larutan air yang terdapat dikulit bumi berasal dari salah satu dari dua kemungkinan :
1.      Air permukaan yang selama perjalanannya melalui batuan batuan akan melarutkan mineral mineral yang mudah larut dan disebut air meteorik atau air tanah. Larutan ini umumnya bersifat cair dan dingin. Mineral  mineralnya kelak akan di endapkan didekat atau pada permukaan tanah
2.      Air yang terdapat dibagian lebih dalam disebut air magmatis, ialah sisa cairan yang berasal dari intrusi intrusi batuan yang besar. Pengendapan mineral dari air magmatis ini cukup dalam letaknya.





Cara pembentukan mineral yang terpenting yang berasal dari larutan :
1.      Penguapan Larutan
Anhidrit dan Halite umumnya berasal  dari larutan larutan yang mengandung kedua bahan tadi. Pengendapannya sering berupa lapisan lapisan yang tebal Dipulau  Jawa seperti di daerah Tegalombo (kabupaten Pacitan), disekitar Cepu, di pegunungan Pamotan dll.
2.      Pengeluaran gas yang berkerja sebagai pelarut :
Air yang mengandung banyak Gas CO2 Bila mengenai batuan batuan kapur, maka CaCO3 akan larut dalam bentuk Asam Bikarbonat CaH2 (Co3)2 yang merupakan persenyawaan yang tidak mantap karena  pengaruh beberapa faktor seperti suhu, udara dll, maka gas CO2 dalam larutan akan keluar yang menyebabkan perubahan karbonat ke bentuk yang lebih sukar larut ialah karbonat biasa mengikuti :
                  CaCo3 + H2O+CO2                 CaH2 (CO3) 2  
Didaerah daerah kapur maka sering terjadi pelarutan CaCO3 yang banyak dan selanjutnya diendapkan di gua gua dalam bentuk stalakmit dan stalaktit. Bentuk  bentuk ini kita jumpai umpamanya di daerah gua tabuhan (Punung, Wonogiri),gua Cermin (Wonosari),daerah Nusa Kambangan dll. Sering pula terjadi pengendapan didekat mata air atau tepi kali yang disebut Tuff kapur.Travertin terjadi dengan jalan yang sama tetapi lebih padat.
3.      Penurunan suhu dan tekanan
Larutan air magma tebentuk dalam keadaan dengan tekanan dan suhu yang tinggi, sehingga banyak bahan yang terlarut didalamnya. bila suhu dan tekanan berkurang maka diendapkanlah mineral mineral hidrotermal, sumber-sumber air panas dan geyser terdapat pada daerah-daerah dimana terdapat intrusi-intrusi magma yang mendekati permukaan bumi. Air tanah yang bergerak ini akan mengalami penaikan suhu dan tekanan sehingga akan lebih banyak bahan-bahan mineral yang terlarut didalamnya dari pada keadaan biasa, dimana suhu dan tekanan sesampainya dipermukaan tanah seperti biasa itu. Maka didaerah daerah ini akan banyak diendapkan Tuff  kapur dan Travertin, Sintersilisium atau geyser


4.      Interaksi larutan larutan
Larutan CaSO4 akan bertemu dengan BaCO3 yang mudah larut ini, dengan langsung akan terbentuk BaSO4 (mineral barit). Keadaan seperti diatas sering terjadi dengan memberikan endapan endapan mineral sebagai akibat pencampuran air magmatis yang satu dengan yang lain, atau air magmatis dengan air permukaan dll.
5.      Interaksi larutan dengan bahan padat
Larutan  yang mengandung ZnSO4 bila melalui daerah kapur akan menyebabkan terbentuknya ZnCO3 (mineral Smithsonit) dan CaSO4 (anhidrit atau gypsum). Umumnya suatu larutan melarutkan sesuatu mineral, selanjutnya mengendapkan mineral lain ditempatnya. Maka mineral galena (PbS) dan sulfida lain diendapkan dari larutan dan sekaligus menempati/mengganti batuan kapurnya dimana larutan saling berhubungan.
Tekstur atau struktur mineral yang terganggu, umumnya dipertahankan oleh mineral yang menggantikannya. Contoh lain adalah pengisian bahan bahan silisium (silikasi) kayu kayu, dimana larutan silisium mengganti bahan selulosa dengan opal, tetapi dengan strukturnya seperti kayu. keadaan ini umpamanya kita jumpai di kali Baksoka (Punung Wonogiri). Proses ini disebut metasomatis dan penting sekali pada pembentukan mineral-mineral bijih.
6.      Interaksi Gas gas dengan larutan larutan
Air yang mengandung H2S akan memberikan sulfide sulfida bila berhubungan dengan larutan dari daerah tambang yang mengandung Zn,Cu,Fe dll.
7.      Pengaruh atau pekerjaan makhluk (biota) dalam larutan
Moluska, crikoida dll akan menyerap CaCO3 dari air laut dan mengeluarkannya lagi dalam bentuk bahan bahan pelindungnya (cangkang), dalam bentuk aragonite atau kalsit. Radiolaria dan bunga-bunga karang (spons) mengeluarkan bahan silisium dan membentuk diatome. Kita dapat menemukan didaerah Karang Sambung, Kebumen. Limonit dan belerang dapat terjadi karena pengaruh bakteri dalam air yang mrngandung besi atau sulfat (di danau-danau pegunungan Dieng).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar