Halaman

mari kunjungi ini

Minggu, 13 Mei 2012


BAB I
PETROLOGI BATUAN METAMORF
Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan dan kondisi pembentukannya. Ada empat cabang petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan: beku, piroklastik, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu".
·         Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma). Batuan beku mencakup batuan volkanik dan plutonik.
·         Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api (berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun seringkali bersifat klastik.
·         Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan sedimen (batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung partikel-partikel sedimen terikat dengan matrik atau material lebih halus).
·         Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan metamorf (batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang bermula dari batuan sedimen atau beku tetapi telah melalui perubahan kimia, mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi ekstrim dari tekanan, suhu, atau keduanya).
Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi mikroskopis, dan analisa kimia untuk menggambarkan komposisi dan tekstur batuan. Ahli petrologi modern juga menyertakan prinsip geokimia dan geofisika dalam penelitan kecenderungan dan siklus geokimia dan penggunaan data termodinamika dan eksperimen untuk lebih mengerti asal batuan. Petrologi eksperimental menggunakan perlengkapan tekanan tinggi, suhu tinggi untuk menyelidiki geokimia dan hubungan fasa dari material alami dan sintetis pada tekanan dan suhu yang ditinggikan. Percobaan tersebut khususnya berguna utuk menyelidiki batuan pada kerak bagian atas dan mantel bagian atas yang jarang bertahan dalam perjalanan kepermukaan pada kondisi asli.
1.      Pengertian Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan aslinya, berlangsung dalam keadaan padat, akibat pengaruh peningkatan suhu (T) dan tekanan (P) yang tinggi. Batuan metamorfosa disebut juga dengan batuan malihan atau ubahan, demikian pula dengan prosesnya, proses malihan. Proses metamorfisme atau malihan merupakan perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan, namun dibedakan denag proses diagenesa dan proses pelapukan yang juga merupakan proses dimana terjadi perubahan. Proses metamorfosa berlangsung akibat perubahan suhu dan tekanan yang tinggi, diatas 200°C dan 300 Mpa (mega pascal), dan dalam keadaan padat. Sedangkan proses diagenesa berlangsung pada suhu dibawah 200°C dan proses pelapukan pada suhu dan tekanan normal, jauh dibawahnya, dalam lingkungan atmosfir.
Preses metamorfosa dapat didefinisikan sebagai:
”Perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan dalam keadaan (fasa) padat (solid slate) pada suhu diatas 200°C dan tekanan 300 Mpa”.
Batuan metamorf memerlukan perhatian tersendiri, karena perubahannya berlangsung dalam keadaan padat. Saat lempeng-lempeng tektonik bergerak dan fragmen kerak bertabrakan, batuan terkoyak, tetarik (extended), terlipat, terpanaskan dan berubah dengan cara yang kompleks. Tetapi meskipun batuan sudah mengalami perubahan dua kali atau lebih, biasanya bekas atau bentuk batuan semula masih tersimpan, karena perubahannya terjadi dalam keadaan padat. Padat tidak seperti cair atau gas cenderung untuk menyimpan peristiwa-peristiwa (events) pengubahannya. Diantara kelompok batuan, batuan metamorf merupakan yang paling kompleks, tetapi juga paling menarik karena didalamnya tersimpan semua cerita yang telah terjadi pada kerak bumi.

2.      Proses metamorfisme
v  Proses metamorfisme, meliputi:
  1. Proses perubahan fisik yang menyangkut struktur dan tekstur oleh tenaga kristaloblastik (tenaga dari sedimen-sedimen kimia untuk menyusun susunan sendiri).
  2. Proses-proses perubahan susunan mineralogi, sedangkan susunan kimianya tetap (isokimia) tidak ada perubahan komposisi kimiawi, tapi hanya perubahan ikatan kimia.

v  Tahap-tahap proses metamorfisme:
  1. Rekristalisasi
Proses ini dibentukoleh tenaga kristaloblastik, di sini terjadi penyusunan kembali kristal-kristal dimana elemen-elemen kimia yang sudah ada sebelumnya.
  1. Reorientasi
Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, di sini pengorientasian kembali dari susunan kristak-kristal, dan ini akan berpengaruh pada tekstur dan struktur yang ada.
  1. Pembentukan mineral-mineral baru
Proses ini terjadi dengan penyusunan kembali elemen-elemen kimiawi yang sebelumnya sudah ada.
a.       Dalam metamorfosa yang berubah adalah : tekstur dan asosiasi mineral, yang tetap adalah komposisi kimia dan fase padat (tanpa melalui fase cair).
b.      Teksturnya selalu mereflesikan sejarah pembentukannya.
c.       Ditinjau dari perubahan P & T, dikenal :
1)      Progresive metamorfosa : perubahan dari P & T rendah ke P & T tinggi.
2)      Retrogresive metamorfosa : perubahan dari P & T tinggi ke P & T rendah.
Kondisi yang mengontrol metamorfosa/mempengaruhi rekristalisasi dan tekstur.
1)      Tekanan : - Tekanan Hidrostatik
                                               - Tekanan searah (stress)
                                                 Di sini dikenal 2 kelompok mineral yaitu :
a.       Stress mineral : yaitu mineral-mineral yang tahan terhadap tekanan.
Contoh : staurolit, kinit
b.      Anti stress mineral : yaitu mineral-mineral yang jarang dijumpai pada batuan yang mengalami stress.
Contoh : olivin, andalusit
2)   Temperatur : pada umumnya perubahan temperatur jauh lebih efektif daripada perubahan tekanan dalam hal pengaruhnya bagi perubahan mineralogi.
Katalisator : berfungsi mempercepat reaksi, terutama pada metamorfose bertemperatur rendah.
Ada 2 hal yang dapat mempercepat reaksi yaitu :
(a)                             Adanya larutan-larutan kimia yang berjalan antar ruang butiran.
(b)                             Deformasi batuan, dimana batuan pecah-pecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga memudahkan kontak antar larutan nimia dengan fragüen-fragmen.
3)                  Fluid
4)                  Komposisi
Proses metamorfisme membentuk batuan yang sama sekali berbeda dengan batuan asalnya, baik tekstur maupun komposisi mineral. Mengingat bahwa kenaikan tekanan atau temperatur akan mengubah mineral bila batas kestabilannya terlampaui, dan juga hubungan antar butiran / kristalnya. Proses metamorfisme tidak mengubah komposisi kimia batuan. Oleh karena itu disamping faktor tekanan dan temperatur, pembentukan batuan metamorf ini jika tergantung pada jenis batuan asalnya.

3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi proses metamorfisme
Komposisi batuan asal sangat mempengaruhi pembentukan himpunan mineral baru, demikian pula dengan suhu dan tekanan. Suhu dan tekanan tidaklah berperan langsung, akan tetapi juga ada atau tidaknya cairan serta lamanya mengalami panas dan tekanan yang tinggi, dan bagaimana tekanannya, searah, terpuntir dan sebagainya.
  1. Pengaruh cairan terhadap reaksi kimia
Pori-pori yang terdapat pada batuan sedimen atua batuan beku terisi ole cairan (fluida), yang merupakan larutan dari gas-gas, garam dan mineral yang terdapat pada batuan yang bersangkutan. Pada suhu yang tinggi intergranular ini lebih bersifat uap dan pada cair, dan mempunyai peran yang penting dalam metamorfisme. Di bawah suhu dan tekanan yang tinggi akan terjadi pertukaran unsur dari larutan ke mineral-mineral dan sebaliknya. Fungsi cairan ini sebagai media transport dari larutan ke mineral dan sebaliknya, sehingga mempercepat proses metamorfisme. Jika tidak ada larutan atau jumlahnya sedikit sekali, maka metamorfismenya akan berlangsung lambat, karena perpindahannya akan melalui diffusi antar mineral yang padat.
  1. Suhu dan tekanan
Batuan apabila dipanaskan pada suhu tertentu akan membentukmineral-mineral baru, yang hasil akhirnya adalah batuan metamorf. Sumber panasnya berasal dari panas dalam bumi. Batuan dapat terpanaskan oleh timbunan (burial) atau terobosan dapat juga menimbulkan perubahan tekanan, sehingga sukar dikatakan metamorfisme hanya disebabkan ole keniakan suhu saja. Tekanan dalam proses metamorfisme bersifat sebagai stress yang mempunyai besaran serta arah. Tekstur batuan metamorf memperlihatkan bahwa batuan ini terbentuk di bawah differensial stress, atau tekanannyatidak sama besar dari segala arah.
Berbeda dengan batuan beku yang terbentuk melalui lelehan dan di bawah pengaruh uniform stress, atau mempunyai bersaran yang sama dari semua arah.
  1. Waktu
Untuk mengetahui berapa lama berlangsungnya proses metamorfisme tidaklah mudah dan sampai saat ini masih belum diketahui bagaimana caranya.
Dalam percobaan di laboratorium memperlihatkan bahwa di bawah tekanan suhu tinggi serta waktu reasi yang lama akan menghasilkan kristal dengan ukuran yang besar. Dan dalam kondisi yang sebaliknya dihasilkan kristal yang kecil. Dengan demikian untuk sementara ini disimpulkan bahwa batuan berbutir kasar merupakan hasil metamorfisme dalam waktu yang panjang serta suhu dan tekanan yang tinggi. Sebaliknya yang berbutir halus, waktunya pendek serta suhu dan tekanan yang rendah.

Batuan metamorf terbentuk akibat perubahan tekanan dan atau temperatur, dalam keadaan padat serta tanpa merubah komposisi kimia batuan asalnya.
metaprocess 







Proses metamorfosa/malihan dipengaruhi oleh komposisi batuan asal dan kondisi metamorfosis.

4.      Tipe-tipe metamorfosis
a)      Berdasarkan penyebab/proses utama
·         Dynamic Metamorphism(metamorfisme dynamo), terjadi akibat pengaruh tekanan kuat dalam waktu yang lama. Contohnya batu sabak.
·         Metamorfosa kontak (Thermal Metamorphism), terjadi akibat pengaruh suhu yang tinggi karena adanya aktifitas magma. Contohnya marmer.
·         Metamorfosa dinamo-termal (Dynamo-thermal Metamorphism), terjadi akibat tambahan tekanan dan kenaikan temperatur. Contohnya skis.
b)     Berdasarkan setting
·         Contact Metamorphism
§  Pyrometamorphism
·         Regional Metamorphism
§  Orogenic Metamorphism
§  Burial Metamorphism
§  Ocean Floor Metamorphism
·         Hydrothermal Metamorphism
·         Fault-Zone Metamorphism 
·         Impact or Shock Metamorphism

5.      Fasies dan Seri fasies metamorfosis
Ø  Fasies metamorfosis
Sekumpulan batuan yang masingmasing mempunyai paragenesa mineral tertentu; mempunyai keseimbangan P dan T yang sama. Mineral indikatornya berupa himpunan mineral yang mencirikan kondisi P & T tertentu.
Ø  Seri fasies metamorfosis
Sekumpulan fasies metamorfosis yang mencirikan suatu daerah secara individu;dalam satu diagram PT ditunjukkan oleh satu kurva atau sekumpulan kurva yang memperlihatkan batasan dari tipe fasies dan metamorfosis yang berbeda ‐‐‐‐> akibat adanya gradien geotermalberbeda di daerah terjadinya metamorfosis.

6.      Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Metamorf
a)      Warna
Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya.
b)     Tekstur Batuan
Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari  rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi. Secara umum, tekstur metamorf terbagi atas tekstur dan tekstur larutan sisa. Tekstur metamorf yaitu :
§  Lepidoblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang tabular.
§  Nematoblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang prismatic.
§  Porfiroblastik, apabila mempunyai tekstur porfiroblastik
§  Granoblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang equedimensional (granular) dengan batas – batas yang sutured. Mineral – mineralnya mempunyai bentuk anhedral.
§  Granuloblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang equedimensional (granular) dengan batas – batas yang unsutured. Mineral – mineralnya mempunyai bentuk anhedral.
§  Relic, apabila tteksturnya berasal dari batuan terdahulu.
§  Hornfelsik, seperti granoblastik memperlihatkan tekstur mosaic tetapi tidak menunjukkan orientasi.
§  Homeoblastik, apabila batuan terdiri dari atas satu tekstur saja.
§  Heteroblastik, apabila batuan terdiri atas lebih dari satu tekstur.
§  Granoblastik polygonal
c)      Struktur Batuan
Secara umum struktur batuan metamorf terdiri atas :
1.      Foliasi
Struktur paralel yang ditimbulkan oleh mineral – mineral pipih sebagai akibat dari proses metamorphosis. Dapat diperlihatkan boleh mineral – mineral prismatic yang menunjukkan orientasi – orientasi tertentu. Dihasilkan oleh proses metamorfisme regional, kataklastik.
2.      Non-Foliasi
Struktur yang dibentuk oleh mineral yang equidimensional yang terdiri dari butiran butiran granular. Dihasilkan oleh proses metamorfisme kontak.
testclas metamorphic rock 



                                                                                                                                                         










Struktur – struktur yang biasa dikenal pada batuan metamorf adalah :
a)      Slaty cleavage : merupakan struktur foliasi planar yang dijumpai sebagai bibang – bidang belah pada batu sabak.
b)      Granulose / hornfelsik : struktur yang tidak menunjukkan cleavage, merupakan bmozaik yang terdiri dari mineral yang equidimensional, hasil dari metamorphosis thermal
c)      Filitik : terlihat rekristalisasi yang lebih kasar dari slaty cleavage, sudah mulai terjadi pemisahan mineral granular (segregasi) tetapi belum sempurna, lebih kilap daripada batu sabak.
d)     Schistose : struktur akibat perulangan mineral pipih dengan mineral equigranular, mineralnya pipih orientasi tidak terputus – putus.
e)      Gneistose : struktur akibat perulangan mineral pipih dengan mineral equigranular, orientasi mineral pipih terputus – putus oleh mineral granular.
f)       Milonitik : berbutir halus, menunjukkan gerusan – gerusan akibat granulation yang kuat.
g)      metminkyFilonitik : gejala dan kenampakan mirip milonitik, tetapi sudah terjadi rekristalisasi dan menunjukkan kilap silky.









keyfine
keygran
 














                                                    







HASIL PRAKTIKUM
PETROLOGI BATUAN METAMORF

1.     
 

No. Peraga                  : 31 Z
Jenis Batuan                : Batuan Metamorf
Deskripsi Batuan
Warna                          :   Hitam Keputihan
Tekstur                        :  Granoblastik
Struktur                       : Gneisstose
Komposisi Mineral      : Kuarsa 30 %, feldspar 20 %, dan mineral – mineral mafic 10%
Deskripsi Komposisi   : Komposisi mineral pada batu gniess terdapat mineral – mineral yang resistance


Nama Batuan              : Gneiss
Petrogenesa                 : Batuan merupakan hasil metamorfosa regional derajat tinggi berbutir kasar, mempunyai sifat “bended” (“gneissic”)




2.     
 

No. Peraga                  : 25 Z
Jenis Batuan                : Batuan Metamorf
Deskripsi Batuan
Warna                          :   Hijau kehitaman
Tekstur                        :  Granoblastik
Struktur                       : Non Foliasi
Komposisi Mineral      : Mineral Serpentin 40%
Deskripsi Komposisi   :Mineral – mineral pada batu serpentinit terdiri dari batuan beku ultrabasa


Nama Batuan              : Serpentinit
Petrogenesa                 : Batuan metamorf ini terbentuk akibat larutan aktif (dalam tahap akhir proses hidrotermal) dengan batuan beku ultrabasa.








3.     
 

No. Peraga                  : 10 Z
Jenis Batuan                : Batuan Metamorf
Deskripsi Batuan
Warna                          :   Putih
Tekstur                        :  Granoblastik
Struktur                       : Non Foliasi
Komposisi Mineral      : Kuasa 40%
Deskripsi Komposisi   : Batu metamorf ini terdiri dari mineral – mineral kuasa


Nama Batuan              : Kuarsit
Petrogenesa                 : Batuan metamorf ini terdiri dari kuarsa yang terbentuk dari batuan asal batu pasir kuarsa umumnya terjadi pada metamorfisme regional.








4.     
 

No. Peraga                  : 18 Z
Jenis Batuan                : Batuan Metamorf
Deskripsi Batuan
Warna                          :   Putih
Tekstur                        :  Granoblastik
Struktur                       : Non Foliasi
Komposisi Mineral      : Kalsit 30%
Deskripsi Komposisi   : Batuan marmer terdiri dari mineral kalsit sebagai mineral pembentuk utamanya.


Nama Batuan              : Marmer
Petrogenesa                 : Batu marmer terbentuk dari kristal – kristal kalsit yang merupakan proses metamorfisme pada batuan gamping. Batuan ini padat, kompak dan massive dapat terjadi karena metamorfosa kontak atau regional.







5.     
 

No. Peraga                  : 33 Z
Jenis Batuan                : Batuan Metamorf
Deskripsi Batuan
Warna                          :   Hitam
Tekstur                        :  Lepidoblastik
Struktur                       :  Filitik
Komposisi Mineral      : Mineral pipih (30%)
Deskripsi Komposisi   : Pada batu filit  terdapat mineral pipih yang sangat luas


Nama Batuan              : Filit
Petrogenesa                 : Batu Filit terbentuk dari derajat metamorfisme lebih tinggi dari slate, dimana lembar mika sudah cukup besar untuk dapat dilihat secara megaskopis, memberikan belahan Phylitic berkilap sutra pecahan – pecahannya.









BAB II
PEMBAHASAN
Pada praktikum petrologi acara batuan metamorf kali ini, pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan secara megaskopis dengan tujuan untuk menganalisis kemudian melakukan pemerian nama batuan. Peraga batuan yang diamati ada lima macam, antara lain:
1.      Gneiss
Batu Gneiss pada hasil praktikum memiliki kenampakan warna hitam keputihan, dengan tekstur pada batu gneiss ini ialah Gronoblastik, struktur batuannya gneisstose, dengan komposisi mineral yang terkandung dalam batu gneiss ini ialah kurasa (30%), feldspar (20%), dan mineral – mineral mafic (10%). Komposisi mineral pada batu gneiss terdapat mineral – mineral yang resitance. Pada batu gneiss memiliki petrogenesa batuannya merupakan hasil metamorfosa regional derajat tinggi berbutir kasar mempunyai sifat “bended” (“gneissic”)
Gneiss adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat batuan sediment atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak asli batuan ( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan ( seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral mengalami proses migrasi dan rekristalisasi. Meskipun batuan ini terubah secara alamiah, gneiss dapat mengekalkan bukti terjadinya proses geokimia di dalam sejarah pembentukannya, khususnya pada mineral mineral seperti zircon yang bertolak belakang dengan proses metamorfosa itu sendiri. Batuan batuan keras yang berumur tua seperti pada batuan gneiss yang berasal dari bagian barat Greenland, Isotop atom karbon dari batuan tersebut menunjukkan bahwasannya ada kehidupan pada masa batuan tersebut terbentuk , yaitu sekitar 4 millyar tahun yang lalu.

Sifat Fisik
Pada batuan gneiss, kurang dari 50 persen dari mineral mineral menjadi mempunyai bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan. Kita dapat melihat bahwasannya tidak seperti pada batuan schist yang mempunyai pensejajaran mineral yang sangat kuat, batuan gneiss tidak retak atau hancur sepanjang bidang dari pensejajaran mineral tersebut, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut, hal ini tidak seperti kebanyakan bentuk bentuk perlapisan yang terdapat pada batuan schist. Dengan proses metamorfosa lebih lanjut batuan gneiss dapat berubah menjadi magmatite dan akhirnya terkristalisasi secara total menjadi batuan granit. Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral-mineral seperti hornblende yang tidak terdapat pada batuan batuan sediment.
Kandungan Mineral
Gneiss terdiri dari gabungan mineral-mineral pipih (mika) dengan mineral bulat (kuarsa, garnet, silimanit, dan lain-lain). Mineral-mineral utama dari gneiss adalah quartz, orthose, plagioclase, biotite, muscovite, amphibole, pyroxene. Sedangkan mineral tambahan seperti apetite, zircon, sphene, grenat, cordierite, sillimanite, epidote, pyrite, graphite. Gneiss (pengucapan / naɪs /) adalah umum dan didistribusikan secara luas jenis batu yang dibentuk oleh bermutu tinggi proses malihan regional dari formasi yang sudah ada sebelumnya yang semula baik batuan beku atau batuan sedimen. Batu Gneissic biasanya kasar foliated menengah dan sebagian besar recrystallized tetapi tidak membawa sejumlah besar micas, klorit atau mineral platy. Gneisses yang bermetamorfosis batuan atau setara mereka yang disebut granit gneisses, diorite gneisses, dll Namun, tergantung pada komposisi mereka, mereka juga mungkin disebut garnet gneiss, biotite gneiss, albite gneiss, dll Orthogneiss menunjuk sebuah gneiss berasal dari batuan beku batu, dan paragneiss adalah salah satu dari batuan sedimen. Gneissose digunakan untuk menggambarkan batu-batu dengan sifat-sifat yang mirip  dengan                        gneiss.

Gneiss schist mirip, kecuali bahwa mineral tersebut diatur ke dalam band. Kadang-kadang sulit untuk membedakan antara gneiss dan schist karena beberapa gneiss tampaknya memiliki lebih mika daripada yang benar-benar. Hal ini terutama berlaku dengan perpisahan kaya mika pesawat. Etimologi dari kata "gneiss" masih diperdebatkan. Beberapa sumber mengatakan itu berasal dari kata kerja Jerman, Abad Pertengahan gneist (memicu; disebut demikian karena batu gemerlap) dan telah terjadi dalam bahasa Inggris setidaknya sejak 1757. Sumber-sumber lain mengklaim root menjadi istilah pertambangan Saxon tua yang tampaknya untuk memiliki berarti busuk, busuk, atau mungkin materi tak berharga
Deskripsi dari komposisi mineralnya antara lain :
  1. Mineral kuarsa
Mineral kuarsa dengan warna yang dimiliki yaitu putih mengkilap, kilapnya vitreous, dan kekerasannya 7, pecahannya conchoidal, belahannya tidak dapat terlihat dengan jelas,system Kristal yang dimiliki oleh mineral kuarsa yaitu trigonal atau hexagonal, termasuk kedalam kelompok mineral Silicates ; Tectosilicates ; Silica group. Quartz adalah paling banyak kedua mineral di Bumi kerak benua, setelah feldspar. Ini terdiri dari kerangka kontinu SiO 4 silikon - oksigen tetrahedra, dengan setiap oksigen yang dibagi antara dua tetrahedra, memberikan formula keseluruhan SiO 2.Pada suhu dan tekanan permukaan, kuarsa adalah bentuk paling stabil silikon dioksida. Kuarsa akan tetap stabil sampai dengan 573 ° C pada 1 kilobar tekanan.Ketika tekanan meningkat temperatur di mana kuarsa akan kehilangan stabilitas juga meningkat.

  1. Mineral Feldspar
Mineral Feldspar dengan kenampakan warnanya putih, kilapnya vitreous, kekerasan 6, pecahan dari feldspar tidak sempurna, belahannya yaitu 2/3, system Kristal yang dimiliki oleh mineral feldspar yaitu monoclinic, jumlah prosentasenya pada andesit pada saat praktikum diperkirakan sebesar 15%.Feldspars (K Al Si 3 O 8 - Na Al Si 3 O 8 - Ca Al 2 Si 2 O 8) adalah kelompok yang membentuk batu-tectosilicate mineral yang membentuk sebanyak 60% dari bumi 's kerak. Feldspars mengkristal dari magma dalam kedua intrusif dan extrusive berapi batu, sebagai vena, dan juga hadir dalam berbagai jenis batuan metamorf.Rock terbentuk seluruhnya plagioclase feldspar (lihat di bawah) dikenal sebagai anorthosite.Feldspars juga ditemukan di berbagai jenis batuan sedimen.
c.       Mineral Mafic
Mafic digunakan untuk mineral silikat, magma, dan batuan yang relatif tinggi di unsur yang lebih berat. Istilah ini berasal dari menggunakan MA dari magnesium dan FIC dari kata Latin untuk besi, tetapi juga mafic magma relatif kaya akan kalsium dan natrium. Mafic mineral biasanya berwarna gelap dan memiliki gravitasi spesifik relatif tinggi (lebih besar dari 3.0). Common batu-mafic membentuk mineral termasuk olivin, pyroxene, amphibole, biotite mika, dan plagioclase feldspars. Mafic magma biasanya diproduksi di pusat-pusat penyebaran, dan merupakan bahan yang baru dibedakan dari mantel atas. Mafic umum meliputi batu basal dan gabbro. (Harap dicatat bahwa beberapa ahli geologi dengan motif dipertanyakan mengalihkan urutan besi dan magnesium dan muncul dengan istilah "femag." Istilah ini tidak boleh disamakan dengan Femag, cerdas yang membosankan-antek dari setan Dr saprolit.) Felsic, di sisi lain, digunakan untuk mineral silikat, magma, dan batuan yang memiliki persentase lebih rendah dari unsur-unsur yang lebih berat, dan Sejalan diperkaya dalam unsur-unsur yang lebih ringan, seperti silika dan oksigen, aluminium, dan kalium. Istilah ini berasal dari fel untuk feldspar (dalam hal ini kaya potasium varietas) dan SIC, yang menunjukkan persentase yang lebih tinggi silika. Felsic mineral biasanya ringan dalam warna dan memiliki gravitasi khusus kurang dari 3.0. Felsic common mineral termasuk kuarsa, Muscovite mika, dan orthoclase feldspars. Yang paling umum adalah felsic batu granit, yang mewakili disucikan produk akhir bumi proses diferensiasi internal. Penting untuk dicatat bahwa ada banyak antara langkah-langkah dalam proses pemurnian, dan banyak antara magma yang dihasilkan selama konversi dari mafic ke felsic. Kita sebut magma menengah ini terkait dengan tahap-tahap "peralihan."  Mafic adalah kata sifat yang menggambarkan sebuah silikat mineral atau batuan yang kaya akan magnesium dan besi; istilah diturunkan oleh kontraktor "magnesium" dan "besi". Kebanyakan mafic mineral berwarna gelap dan kepadatan relatif lebih besar dari 3. Common batu-mafic membentuk mineral termasuk olivin, pyroxene, amphibole, dan biotite. Mafic umum meliputi batu basal dan gabbro. Dalam hal kimia, batu-batuan mafic di sisi lain dari batu felsic spektrum dari batu. Istilah kira-kira sesuai dengan kelas yang lebih tua batu dasar.

2.      Serpentinit
Batu Serpentinit pada hasil praktikum memiliki kenampakan warna hijau kehitaman, dengan tekstur pada batu Serpentinit ini ialah Gronoblastik, struktur batuannya Non-Foliasi, dengan komposisi mineral yang terkandung dalam batu Serpentinit ini ialah mineral serpentin(40%).  Komposisi mineral pada batu Serpentinit terdapat mineral – mineral pada batu Serpentinit terdiri dari batuan beku ultra basa. Pada batu Serpentinit memiliki petrogenesa batuannya merupakan batuan metamorf ini terbentuk akibat larutan aktif ( dalam tahap akhir proses hidrotermal) dengan batuan beku ultra basa.
Serpentinite adalah sebuah batu yang terdiri dari satu atau lebih kelompok serpentine mineral. Mineral dalam kelompok ini dibentuk oleh serpentinization, sebuah hidrasi dan metamorf transformasi ultramafic batu dari mantel bumi. Pengubahan ini sangat penting di dasar laut pada batas lempeng tektonik. Ini adalah batu negara bagian California, Amerika Serikat meskipun Legislatif California ditetapkan bahwa berbelit-belit adalah "Negara resmi Rock dan lithologic lambang. Geologis Serpentinization adalah suhu rendah proses malihan melibatkan panas dan air yang rendah silika mafic dan batu-batuan ultramafic teroksidasi dan terhidrolisis dengan air ke serpentinite. Peridotite, termasuk dunite, di dan di dekat dasar laut dan di sabuk gunung diubah menjadi berbelit-belit, brucite, magnetit, dan mineral lainnya - yang langka, seperti awaruite (Ni3Fe), dan bahkan besi asli. Dalam proses sejumlah besar air diserap ke dalam batu meningkatkan volume dan menghancurkan struktur.  Perubahan densitas 3,3-2,7 g/cm3 dengan kenaikan volume secara bersamaan sekitar 40%. Reaksi eksotermik dan jumlah besar energi panas yang dihasilkan dalam proses. Rock temperatur dapat dibesarkan oleh sekitar 260 oC, menyediakan sumber energi untuk pembentukan non-vulkanik hidrotermal vents. The magnetit-membentuk reaksi kimia menghasilkan gas hidrogen. Karbonat dan sulfat berkurang dan bentuk metana dan hidrogen sulfida. Hidrogen, metan, dan hidrogen sulfida menyediakan sumber energi bagi mikroorganisme chemotroph laut dalam.
Deskripsi dari komposisi mineralnya antara lain :
a.      Mineral Serpentine
        Mineral Serpentine adalah pembentukan batu besar mineral dan ditemukan sebagai konstituen dalam banyak metamorf dan batuan cuaca. Sering warna banyak dari batu-batu tersebut ke warna hijau dan sebagian besar batu-batu yang memiliki warna hijau mungkin memiliki berbelit-belit di beberapa jumlah. Serpentine sebenarnya adalah nama umum diterapkan pada beberapa anggota kelompok polimorfik. Mineral ini mempunyai kimia dasarnya sama tetapi berbeda struktur. Struktur Serpentine terdiri dari lapisan silikat tetrahedrons terhubung menjadi lembaran. Antara lapisan silikat lapisan Mg (OH) 2. Ini Mg (OH) 2 lapisan yang ditemukan dalam mineral brucite dan disebut brucite lapisan. Bagaimana lapisan brucite stack dengan lapisan silikat merupakan alasan utama bagi banyak polimorf. Penumpukan tidak sempurna dan memiliki efek menekuk lapisan. Pada sebagian besar serpentines, silikat lapisan dan lapisan brucite lebih dicampur dan diproduksi berbelit lembar. Pada varietas asbes yang brucite silikat lapisan lapisan dan membungkuk ke tabung yang memproduksi serat.  Serpentine dapat menarik batu hijau yang mengambil cat yang bagus dan cocok untuk diukir. Telah digunakan sebagai pengganti batu giok dan kadang-kadang sulit dibedakan dari batu giok, sebuah bukti dari keindahan halus bahan berbelit-belit. Non-fiberous berbelit-belit bukan merupakan kepedulian kanker. Serpentines asbes harus disimpan dalam wadah tertutup jelas, tetapi membuat spesimen yang menarik. Kadang-kadang dengan warna emas sebagai nama chrysotil di yunani berarti serat emas.

KARAKTERISTIK FISIK:

    * Warna adalah zaitun hijau, kuning atau keemasan, cokelat, atau hitam.
    * Luster adalah berminyak, licin atau halus.
    * Transparansi kristal bening dan massa yang buram.
    * Crystal System adalah variabel, lihat di atas.
    
* Crystal Kebiasaan: pernah di individu besar kristal, biasanya kompak massa atau fibrosa. Pembuluh darah berkelok-kelok viberous dapat ditemukan dalam berbelit besar atau batu-batu lain.
    
* Pembelahan crysotile varietas telah ada, dalam lizardite dan antigorite itu baik dalam satu arah.
    * Fracture adalah konkoidal di antigorite dan lizardite dan splintery di crysotiles.
    
* Kekerasan adalah 3-4,5
    * Specific Gravity adalah 2,2-2,6
    
* Streak putih
    * Associated Mineral termasuk kromit, olivin, garnet, kalsit, biotite dan bedak.
    * Lain Karakteristik: berkeluk-keluk di kasar memiliki perasaan halus bila disentuh dan serat yang sangat fleksibel.

3.      Kuarsit
Batu Kuarsit pada hasil praktikum memiliki kenampakan warna putih, dengan tekstur pada batu Kuarsit ini ialah Gronoblastik, struktur batuannya Non-Foliasi, dengan komposisi mineral yang terkandung dalam batu Kuarsit ini ialah mineral kuarsa.  Komposisi mineral pada batu Kuarsit terdapat mineral – mineral kuarsa (40%) sebagai pembentuk utama batuannya. Pada batu Kuarsit memiliki petrogenesa batuannya merupakan batuan metamorf ini terdiri dari kuarsa yang terbentuk dari batuan asal batu psir kuarsa umumnya terjadi pada metamorfisme regional. Komposisi dari kuarsit adalah kuarsa yang mengalami metamorphose regional, batuan ini mengalami kristalisasi pda suhu 8000 C dan pada tkanan 5,5 kilobar.Kuarsit terbentuk dari batuan sedimrn yang banyak mengandung mineral kuarsa seperti graywack, jasper, flint dan lain-lain. Dalam keadaan belum diolah kuarsit dimanfaatkan sebagai agregat bahan bangunan, sedangkan setelah di olah dengan persyaratan tertentu dapat dimanfaatkan seperti mineral kuarsa antara lain untuk pembuatan bata refraktori, bahan abrasiv, industri gelas, kramik dan lain-lain. Kuarsit (dari Jerman Quarzit) adalah batuan metamorf yang keras yang semula batu pasir. Sandstone diubah menjadi kuarsit melalui pemanasan dan tekanan biasanya berkaitan dengan kompresi tektonik dalam orogenic ikat pinggang. Kuarsit murni biasanya putih menjadi abu-abu, meskipun quartzites sering terjadi dalam berbagai nuansa pink dan merah karena jumlah yang bervariasi oksida besi (Fe2O3). Warna lain, seperti kuning dan oranye, yang disebabkan oleh kotoran mineral lainnya. Ketika batu pasir adalah bermetamorfosis ke kuarsit, kuarsa individu butir recrystallize bersama dengan mantan bahan penyemenan untuk membentuk mosaik yang saling kristal kuarsa. Sebagian besar atau semua asli tekstur dan struktur sedimen dari batu pasir yang akan terhapus oleh metamorphism. Minor jumlah mantan bahan penyemenan, oksida besi, karbonat dan tanah liat, sering bermigrasi selama rekristalisasi dan metamorfosis. Ini menyebabkan coretan dan lensa untuk membentuk dalam kuarsit. Kuarsit sangat resisten terhadap pelapukan kimia dan sering bentuk dan tahan puncak bukit pegunungan. Hampir murni kadar silika menyediakan batu kecil untuk membentuk tanah dari dan oleh karena itu kuarsit punggung sering telanjang atau hanya ditutupi dengan tanah yang sangat tipis dan sedikit vegetasi. Kuarsit adalah batu dekoratif dan dapat digunakan untuk menutupi dinding, seperti atap genteng, sebagai lantai, dan anak tangga. Hancur kuarsit kadang-kadang digunakan dalam pembangunan jalan dan rel kereta api pemberat. Kuarsit kemurnian tinggi digunakan untuk memproduksi ferrosilicon, industri pasir silika, silikon karbida logam dan silikon.
Deskripsi dari komposisi mineralnya antara lain :
b.      Mineral kuarsa
Mineral kuarsa dengan warna yang dimiliki yaitu putih mengkilap, kilapnya vitreous, dan kekerasannya 7, pecahannya conchoidal, belahannya tidak dapat terlihat dengan jelas,system Kristal yang dimiliki oleh mineral kuarsa yaitu trigonal atau hexagonal, termasuk kedalam kelompok mineral Silicates ; Tectosilicates ; Silica group. Quartz adalah paling banyak kedua mineral di Bumi kerak benua, setelah feldspar. Ini terdiri dari kerangka kontinu SiO 4 silikon - oksigen tetrahedra, dengan setiap oksigen yang dibagi antara dua tetrahedra, memberikan formula keseluruhan SiO 2.Pada suhu dan tekanan permukaan, kuarsa adalah bentuk paling stabil silikon dioksida. Kuarsa akan tetap stabil sampai dengan 573 ° C pada 1 kilobar tekanan.Ketika tekanan meningkat temperatur di mana kuarsa akan kehilangan stabilitas juga meningkat.

4.      Marmer
Batu Marmer pada hasil praktikum memiliki kenampakan warna putih, dengan tekstur pada batu Marmer ini ialah Gronoblastik, struktur batuannya Non-Foliasi, dengan komposisi mineral yang terkandung dalam batu Marmer ini ialah mineral kalsit (30%).  Komposisi mineral pada batu Marmer ini terdapat mineral – mineral kuarsa. Pada batu Marmer memiliki petrogenesa batuannya merupakan batuan marmer ini terbentuk dari kristal – kristal kalsit yang merupakan proses metamorfisme pada batu gamping. Batuan ini padat, kompak dan massive, dapat terjadi karena metamorfosa kontak / regional.
Marmer merupakan jenis batuan metamorfosa yang dihasilkan dari metamorfosa kontak atau regional dari jenis batu gamping. warna asli marmer adalah putih tapi karena terdapat mineral pengotor yang justru membuat marmer menjadi menarik. Mineral-mineral pengotor itu antara lain adalah grafit, pyrite, dan ilmenit. Batuan metamorf ini termasuk tipe metamorf kontak dengan sifat kimia kalkaris. Beberapa yang dimiliki oleh marmer ini antara lain wananya putih tulang sampai kekuning – kuningan tanpa adanya bintik – bintik. Dibawah mikroskop dengan pembesaran 15 kali terdapat campuran warna – warni mineral asesoris. Komposisi utamanya adalah kalsit (CaCO3) dengan sedikit kuarsa dan pirit serta gravit sehingga variasi warna marmer sangat ditentikan oleh adanya mineral asesorisnya. Tempat terbentuknya di daerah Italia, turki, Amerika Serikat, dan Cekoslovakia. Di Indonesia banyak dijumpai disemua pegunungan kapur tulungagung, Blitar, trenggalek, Ponorogo, Malang Selatan, dan Padalarang (jawa barata). Kegunaan marmer adalah sebagai bahan bangunan, serta sebagai sumber hara kalsium dan magnesium. Marmer adalah batuan metamorf non foliated dihasilkan dari metamorphism kapur, sebagian besar terdiri dari kalsit (suatu bentuk kristal kalsium karbonat, CaCO3). Hal ini secara luas digunakan untuk patung, sebagai bahan bangunan, dan dalam banyak aplikasi lain.
Marmer adalah batuan metamorf yang dihasilkan dari regional atau, jarang, hubungi metamorphism dari batuan sedimen karbonat (baik batu kapur atau dolomit) atau yang lebih tua metamorphism dari marmer. Proses malihan ini menyebabkan rekristalisasi lengkap dari batu asli menjadi mosaik yang saling kalsit, aragonite dan / atau dolomit kristal. Suhu dan tekanan yang diperlukan untuk membentuk marmer biasanya menghancurkan setiap fosil dan tekstur sedimen hadir di batu asli.  Marmer putih adalah hasil yang sangat murni metamorphism kapur. Karakteristik swirls dan vena dari banyak varietas marmer berwarna biasanya disebabkan oleh berbagai mineral kotoran seperti tanah liat, lumpur, pasir, besi oksida, atau certa yang awalnya hadir sebagai biji-bijian atau lapisan dalam batu kapur. Warna hijau sering disebabkan oleh berbelit-belit yang dihasilkan dari batu kapur magnesium awalnya tinggi atau silika dolostone dengan kotoran. Berbagai kotoran telah dimobilisasi dan recrystallized oleh tekanan dan panas dari metamorphism. Marmer putih itu berharga untuk penggunaannya di patung sejak zaman klasik. Preferensi ini harus dilakukan dengan kelembutan dan relatif isotropy dan homogenitas, dan relatif tahan terhadap pecah. Juga, rendahnya indeks bias kalsit memungkinkan cahaya untuk menembus beberapa milimeter ke dalam batu sebelum tersebar ke luar, sehingga karakteristik "lilin" pandangan yang memberikan "kehidupan" kepada patung-patung marmer tubuh manusia. Tidak berwarna atau berwarna terang kelereng sumber yang sangat murni kalsium karbonat, yang digunakan dalam berbagai industri. Tanah halus marmer atau kalsium karbonat bubuk adalah komponen kertas, dan produk-produk konsumen seperti pasta gigi, plastik, dan cat. Ground kalsium karbonat dapat dibuat dari batu kapur, kapur, dan marmer; sekitar tiga-perempat dari kalsium karbonat tanah di seluruh dunia adalah terbuat dari marmer. Tanah kalsium karbonat digunakan sebagai lapisan pigmen untuk kertas karena kecerahan yang tinggi dan sebagai pengisi kertas karena memperkuat lembaran dan menanamkan kecerahan tinggi. Tanah kalsium karbonat digunakan dalam produk konsumen seperti bahan tambahan makanan, dalam pasta gigi, dan sebagai pengisi inert dalam bentuk pil. Digunakan dalam plastik karena menanamkan kekakuan, dampak kekuatan, stabilitas dimensi, dan konduktivitas termal. Digunakan dalam cat karena pengisi yang baik dan professional, memiliki kecerahan tinggi, dan tahan cuaca. Namun, pertumbuhan permintaan kalsium karbonat tanah dalam dekade terakhir ini kebanyakan karena pigmen dalam lapisan kertas.  Kalsium karbonat juga dapat dikurangi di bawah panas tinggi kalsium oksida (juga dikenal sebagai "jeruk nipis"), yang memiliki banyak aplikasi termasuk menjadi komponen utama dari banyak bentuk semen. Marmer yang telah dipoles sangat baik untuk didnding maupun lantai, selain itu juga dapat dibuat sebagai barang hiasan seperti patung ataupun meja.
Deskripsi dari komposisi mineralnya antara lain :
a.      Kalsit
Kalsit adalah mineral – mineral karbonat. Kalsit berkomposisi CaCO3, merupakan bahan utama batu gamping. Dapat terjadi dari penguapan langsung air laut atau melalui binatang, dipisahkan dari air laut, untuk membuat cangkang atau rumahnya. Kristalnya tidak berwarna, transparant, atau putih. Didalam batu gamping sering mengandung pengotoran menjadikan batu gamping berwarna abu – abu atau coklat. Jika kalsit bereaksi dengan larutan magnesium karbonat dalam air laut atau air tanah menjadi dolomit (CaMg – karbonat). Kalsit mempunyai tiga bidang belah yang tidak saling tegak lurus dan kekerasannya 3 dalam skala mohs.

5.      Filit
Batu Filit pada hasil praktikum memiliki kenampakan warna hitam, dengan tekstur pada batu Marmer ini ialah Lepidoblastik, struktur batuannya Filitik, dengan komposisi mineral yang terkandung dalam batu Filit ini ialah mineral pipih (30%).  Komposisi mineral pada batu Filit ini terdapat mineral – mineral pipih yang sangat luas. Pada batu Filit memiliki petrogenesa batuannya merupakan batu Filit terbebtuk dari derajat metamorfisme lebih tinggi dari slate, dimana lembar mika sudah cukup besar untuk dapat dilihat secara megaskopis, memberikan belahan phylitic, berkilap sutra pecahan – pecahannya.
Nama batuan metamorf ini adalah Phyllite yang termasuk tipe batuan metamorf secara regional dengan sifat kimia pelitik. Komposisi mineral yang terkandung di dalamnya berupa kuarsa, serisit, mika, khlorit, albit, grafit dan kadang – kadang dijumpai adanya garnet dan khloritoid. Warna batuan metamorf tersebut pada umumnya terang, kelabu perak dan kadang – kadang kehijau – hijauan. Pada umumnya banyak di jumpai dipegunungan Alpen, Skotlandia, Inggris, Belgia, Australia, Jerman, Cekoslavia, Irlandia Utara. Untuk di daerah Indonesia batuan metamorf ini belu banyak diketahui dan di perkirakan terdapat banyak di daerah Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan maupun Kalimantan Timur serta hampir semua pulau irian jaya. Kegunaan dari batuan metamorf ini sebagian besar untuk perhiasan dan bahan bangunan berupa bahan lantai dan dinding. Phyllite adalah jenis batuan metamorf foliated terutama terdiri dari kuarsa, sericite mika, dan klorit; batu mewakili gradasi di tingkat metamorphism antara batu tulis dan mika schist. Menit kristal grafit, sericite, atau menanamkan klorit sutra, kadang-kadang kilau keemasan ke permukaan belahan dada (atau schistosity). Phyllite terbentuk dari metamorphism terus dari batu tulis.
The protolith (atau orangtua batu) untuk phyllite adalah sebuah batu tulis. Konstituennya mineral platy lebih besar daripada yang ada di batu tulis tetapi tidak terlihat dengan mata telanjang. Phyllites dikatakan memiliki "phyllitic tekstur" dan biasanya diklasifikasikan sebagai memiliki nilai rendah di daerah fasies metamorf. Phyllite memiliki fissility baik (kecenderungan untuk membagi menjadi lembaran) dan akan terbentuk di bawah kondisi metamorf derajat rendah. Biasanya Phyllites hitam atau abu-abu. Yang foliation umumnya berkerut atau bergelombang dalam penampilan.
Deskripsi dari komposisi mineralnya antara lain :
a.      Mineral Pipih
Mineral kecil, berwarna hitam mengkilat. Kelompok ini mudah dikenali dengan bidang belah yang searah dan mudah dibelah. Dua macam mika yang sering dijumpai dalam batuan adalah biotit K(Mg, Fe)3(Si3Al)O10(OH)2 dan muscovit Kal2(Si3Al)O10(OH)2. Biotit berwarna coklattua sampai hitam yang disebabkan oleh adanya unsur besi (Fe) didalamnya, sedangkan muscovit bening (tdak berwarna) muscoviy berasal dari kata muscovy yang merupakan istilah lama untuk Rusia. Dahulu Rusia terkenal sebagai penghasil lembaran – lembaran muscovit yang lebar, dapat dipergunakan sebagai kaca jendela.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar