Magma
Banyak mineral mineral (bijih bijih) yang penting seperti Magnetit, Ilminite, Chromit, Pyrrotit, Chalcopyrite dll berasal dari magma, ini disebut mineral mineral primer. Banyak bahan bahan yang mudah menguap terlarut dalam magma seperti uap air, Chlor, Fluor, Sulfur, Borium, CO2 dll. Adanya bahan bahan ini akan menurunkan suhu penghabluran dan menurunkan kekentalan atau viskositas magma dan mereka ini dapat ikut menjadi persenyawaan persenyawaan yang sedang terbentuk karenanya, baik besar maupun susunan mineral. Gas-gas yang keluar dapat memberikan mineral-mineral baru. Dari penyelidikan-penyelidikan mikroskop terhadap banyak batuan, ternyata bahwa
Minggu, 11 Maret 2012
Sabtu, 10 Maret 2012
Terdapatnya mineral mineral
Mineral tersebar diantara mineral/batuan yang lain
atau terikat sebagai kristal kristal atau kerak pada mineral atau batuan lain
bila tersebar mereka ini memberikan bentuk bentuk kristalnya meskipun dalam
bentuk butir butir, misalnya mineral pyrite dalam batuan kuarsa. Pecahan
pecahan atau celah celah yang terisi mineral disebut urat atau vein dan kalau
terikat macam macam mineral yang diendapkan secara berlapis disebut urat yang
berlapis lapis. Bangun serta sifat fisis yang umum bagi urat urat tergantung dari bentuk
Pembentukan mineral oleh pengaruh sublimasi dan metamorfisme
Sublimasi
Mineral-mineral yang terbentuk dari proses penghablur
dari uap atau gas, tetapi juga sebagai hasil interaksi gas yang lain atau gas
dengan batuan . Contoh yang umum dari sumblimasi ialah pembentukan salju,
sebagai hasil penghabluran uap air, yang langsung terjadi seperti halite,
salmoniak (NH4Cl), belerang, asam borat, ferri klorida dll.
Jumat, 09 Maret 2012
Pembentukan mineral dari Magma
Pembentukan mineral dari Magma
Banyak
mineral mineral (bijih bijih) yang penting seperti Magnetit,
Ilminite, Chromit, Pyrrotit, Chalcopyrite
dll berasal dari magma, ini disebut mineral mineral primer. Banyak bahan bahan yang mudah menguap terlarut dalam
magma seperti uap air, Chlor, Fluor,
Sulfur, Borium, CO2 dll. Adanya bahan bahan ini akan menurunkan suhu
penghabluran dan menurunkan kekentalan atau viskositas magma dan mereka ini
dapat ikut menjadi persenyawaan persenyawaan yang sedang terbentuk karenanya,
baik besar maupun susunan mineral. Gas-gas yang keluar
dapat memberikan mineral-mineral baru.
Dari penyelidikan-penyelidikan mikroskop
terhadap banyak batuan, ternyata bahwa sering menunjukan adanya urutan urutan
tertentu dalam pembentukan mineral magmatis. Deretan yang disederhanakan ini
akan terdiri :
a.
Bagian bagian tambahan/aksesoris
Apatit Ca5,(F,Cl,OH)(PO4)
3CaF2
Zirkon ZrSiO4
Magetite Fe3O4
Hematit Fe2O3
Pyrite FeS2
b.
Silikat silikat dengan kadar
Fe, Mg yang tinggi :
Piroksin, Amphibole, Olivine dan Biotite.
c.
Silikat silikat dengan kadar
Ca yang tinggi :
Bagian
Anortit dari deret Plagioklas
d.
Silikat silikat yang kaya
akan alkali :
Orthoklas
dan bagian Albite dari deret Plagioklas
atau pengganti Feldspar seperti Leucite dan Nephelin.
e.
Kadang kadang kuarsa kalau dalam magma masih
cukup asam silikat :
Karenanya maka
mineral mineral ubahan yang menghablur lebih dahulu ini akan selalu mendapat
kesempatan untuk mendapatkan bentuknya sendiri, mereka ini berbentuk sempurna
atau idiomorf.
Pembentukan mineral yang berasal dari larutan larutan
Pembentukan mineral yang berasal dari larutan larutan
Larutan larutan air yang terdapat dikulit
bumi berasal dari salah satu dari dua kemungkinan :
1.
Air permukaan yang selama
perjalanannya melalui batuan batuan akan melarutkan mineral mineral yang mudah
larut dan disebut air meteorik atau air tanah. Larutan ini umumnya bersifat
cair dan dingin. Mineral mineralnya
kelak akan di endapkan didekat atau pada permukaan tanah
2.
Air yang terdapat dibagian
lebih dalam disebut air magmatis, ialah sisa cairan yang berasal dari intrusi
intrusi batuan yang besar. Pengendapan mineral dari air magmatis ini cukup
dalam letaknya.
MINERALOGI
MINERALOGI
1. Definisi Mineral
Mineralogi adalah salah satu
cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik dalam bentuk
individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang
sifat-sifat fisik sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan
kegunaannya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L.G. Berry dan B.
Mason, 1959
“Mineral adalah
suatu benda padat homogen yang terdapat dialam terbentuk secara anorganik,
mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom
yang tersusun teratur”.
Bentuk-bentuk Kristal
Bentuk-bentuk
Kristal
a. Bentuk Tunggal
Kristal yang dibatasi oleh bidang-bidang datar / bidang-bidang kristal
dengan bentuk dan ukuran yang sama. Sering disebut sebagai bentuk dasar.
Contoh :
- 4 bidang kristal Tetrahedron
- 6 bidang
kristal Hexahedron
b. Bentuk Kombinasi
Merupakan
bentuk-bentuk kristal yang terjadi dari penggabungan dua atau lebih bentuk
tunggal yang tidak sama.
Contoh :
- Kombinasi
Hexahedron (100) + Octahedron (111).
c. Bentuk Pertumbuhan
Pertumbuhan secara
teratur antara dua atau lebih bentuk kristal tunggal atau kombinasi dari bentuk
yang sama, sehingga akan didapatkan unsur-unsur simetri persekutuan yang sama.
Tetapi bila kumpulan dari bentuk-bentuk tersebut tidak beraturan maka kumpulan
bentuk kristal tersebut disebut kelompok atau kumpulan kristal (Crystal
Agregate).
Contoh :
-
Tetrakisexahedron (210)
-
Triakisoktahedron (211)
SIMBOL KRISTALOGRAFI DAN PENENTUAN KLAS SIMETRI KRISTAL
Simbol Kristalografi
1. Parameter dan Parameter
Rasio
Parameter bidang hkl:
oh = 1 bagian
ok = 3 bagian
ol = 6 bagian
Parameter Rasio Bidang hkl
oh : ok : ol = 1 : 3 : 6
2. Simbol Weiss
dan Simbol Miller
Simbol
Weiss = Bagian yang terpotong : Satuan ukur
Simbol Weiss dipakai dalam
penggambaran kristal ke bentuk proyeksi orthogonal dan proyeksi stereografis
Simbol
Miller = Satuan ukur : Bagian yang terpotong
Simbol Miller dipakai sebagai simbol bidang dan simbol bentuk suatu
kristal.
Klas
Simetri
Pengelompokkan dalam Klas Simetri
didasarkan pada:
1.
Sumbu Simetri
2.
Bidang Simetri
3.
Titik Simetri atau Pusat
Simetri
Lokasi:INDONESIA
Sleman, Indonesia
Kamis, 08 Maret 2012
TUJUH SISTEM KRISTALOGRAFI
1. Sistem
Reguler
(Cubic = Isometric = Tesseral = Tessuler)
Ketentuan:
Sumbu : a = b = c
Sudut : a = b = g = 900
Karena Sb a = Sb b = Sb c, maka
disebut juga Sb a.
Cara Menggambar:
Ð a- / b+ = 300
a : b¯: c = 1 : 3
: 3
Gambar sistem kristal Reguler yang termasuk dalam Nama kristal Hexahedron.
Dengan
contoh mineral Galena (PbS), Emas (Au), Pyrite (FeS2) dan Halite (NaCl).
Gambar sistem kristal Reguler yang termasuk dalam Nama Kristal Pentagonal Dodecahedron. Dengan contoh mineral ; Magnetite (Fe3O4), Intan (C).
2. Sistem
Tetragonal
(Quadratic)
Ketentuan:
Sumbu : a = b ¹ c
Sudut : a = b = g = 900
Karena Sb a = Sb b disebut juga
Sb a
Sb c bisa lebih panjang atau
lebih pendek dari Sb a atau b.
Bila Sb c lebih panjang dari Sb a
dan Sb b disebut bentuk Columnar
Bila Sb c lebih pendek dari Sb a
dan Sb b disebut bentuk Stout.
Cara menggambar:
Ð a +
/ b-- = 30o
a : b : c = 1 : 3 : 6
Contoh mineral :
Cassiterite (SnO2), Calcophyrite (CuFeS)
Gambar sistem kristal Tetragonal yang termasuk dalam Nama Kristal Tetragonal Prisma
Orde I dengan contoh
mineral Chalcopyrite (CuFeS2) dan Cassiterite (SnO2).
3. Sistem Hexagonal
Ketentuan:
Ada 4 sumbu yaitu a, b, c, d
Sumbu a : = b = d ¹ c
Sudut : b1 = b2 = b3 = 900
Sudut : g1 = g2 = g3 = 1200
Sb
a, b, dan d terletak dalam bidang horisontal / lateral dan membentuk Ð 600.
Sb c dapat lebih panjang atau
lebih pendek dari Sb a.
Cara menggambar:
Ð a+
/ b¯ = 170
Ð b+
/ d¯ = 390
b : d : c : = 3 : 1 : 6
Contoh
Mineral : Apatite [Ca5((F,Cl,OH)PO4)3]
Gambar sistem kristal Hexagonal yang termasuk dalam Nama
Kristal Hexagonal Prisma dengan
contoh mineral Quarst (SiO2) dan Apatite [Ca5((F,Cl,OH)PO4)3]
4. Sistem Trigonal
(Rhombohedral)
Ketentuan
Sumbu : a = b = d ¹ c
Sudut : b1 = b2 = b3 = 900
Sudut : g1 = g2 = g3 = 1200
Cara menggambar:
Sama dengan sistem Hexagonal,
perbedaannya hanya pada Sb c bernilai 3.
Penarikan Sb a sama dengan pada
Sistem Hexagonal.
Gambar sistem kristal Trigonal prisma orde I
yang termasuk dalam Nama Kristal Hexagonal Prisma
dengan
contoh mineral Gypsum (CaSO4 2H2O)
5. Sistem Orthorombic
(Rhombic = Prismatic = Trimetric)
Ketentuan:
Sumbu : a ¹ b ¹ c
Sudut a = b = g = 900
Sb c adalah sumbu terpanjang
Sb a adalah sumbu terpendek
Sb a disebut Sb Brachy
Sb b disebut Sb Macro
Sb c disebut Sb Basal
Cara menggambar:
Ð a- / b+ = 300
a : b : c = 1 : 4 : 6
Gambar sistem kristal Orthorombik dengan nama Orthorombic Brachi
Makro Basal Pinacoid dengan contoh mineral Barite (BaSO4)
6. Sistem Monoklin
(Oblique
= Monosymetric = Clinorhombic = Hemiprismatik = Monoclinohedral)
Ketentuan:
Sumbu : a ¹ b ¹ c
Sudut : a = g = 900 b ¹ 900
Sb a disebut sumbu Clino
Sb b disebut sumbu Ortho
Sb c disebut sumbu Basal
Cara menggambar
Ð a- / b + =
450
a : b : c = 1 : 4 : 6
Sb c adalah sumbu terpanjang
Sb a adalah sumbu terpendek
Gambar
sistem kristal Monoklin dengan nama Monoklin Hemybipyramid dengan
contoh mineral Orthoclase (K Al Si3O8)
7. Sistem Triklin
(Anorthic
= Asymetric = Clinorhombohedral)
Ketentuan:
Sumbu : a ¹ b ¹ c
Sudut : a ¹ b ¹ g ¹ 900
Semua Sb a, b, c saling berpotongan dan
membuat sudut miring tidak sama besar.
Sb a disebut Sb Brachy
Sb b disebut Sb Macro
Sb c disebut Sb Basal
Cara menggambar:
Ð a+ / c¯ = 450
Ð b- / c + =
800
a : b : c = 1 : 4 : 6
Gambar sistem
kristal Triklin dengan nama Triklin Hemybipyramid dengan contoh
mineral Kyanite (Al2O SiO4)
Langganan:
Postingan (Atom)